PemkotCimahi Tingkatkan Pelayanan Publik dengan TI
Tanggal diterbitkan: 13/12/2017
Pemerintah Indonesia menggulirkan Gerakan
Menuju 100 Smart City. Oleh karena itu setiap kota dan kabupaten yang
terpilih akan mendapatkan pendampingan dari tim ahli untuk membantu dalam
implementasi smart city serta
aspek-aspek fundamental lainnya sehingga Gerakan Menuju 100 Smart City dapat
tercapai.
Smart City merupakan sebuah konsep kota cerdas yang bisa membantu
masyarakat dalam mengelola sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk
meningkatkan kualitas hidup. Smart City memiliki sasaran bagaimana mengatasi
berbagai persoalan di perkotaan agar tercipta kehidupan lebih berkualitas.
Tak mau tertinggal, Cimahi bergegas melakukan transformasi digital
dan mewujudkan smarty city di kotanya. Cimahi telah menerapkan beberapa
aplikasi teknologi informasi (TI) yang terintegrasi dan user friendly untuk memberikan kemudahan
pelayanan kepada masyarakat sekaligus mewujudkan mimpi smart city. Salah satunya adalah
melalui penerapan e-Goverment sebagai upaya mewujudkan
smart city dengan membuka ruang bagi masyarakat agar bisa semakin berperan aktif dalam pembangunan di
kota Cimahi.
Walikota Cimahi, Ajay M Priatana menyampaikan, tranformasi digital memberikan manfaat kepada kota Cimahi yaitu
perubahan prilaku baik dari masyarkat maupun ASN
Kota Cimahi dalam proses implementasi pelayanan publik. Kini pelayanan Kota
Cimahi menjadi lebih berkualitas dan cepat sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat.
Untuk pengembangan dan pengelolaan serta
sebagai leading sector TI di
lingkungan Pemerintah Kota Cimahi
dilaksanakan oleh Dinas
Komunikasi Informasi Arsip dan Perpustakaan (Diskominfoarpus). Dalam hal ini setiap yang berkaitan dengan Pemanfaatan TIK
yang akan maupun sudah diterapkan oleh semua unit kerja yang berada di
Kota Cimahi terlebih dikoordinasikan melalui DISKOMINFOARPUS .
Tentunya, transformasi digital dan smart city dapat terwujud dengan komitmen TOP Management di Kota
Cimahi, yaitu Walikota selaku Kepala Daerah yang senantiasa mendukung implementasi TIK di Kota Cimahi. TOP Management Kota
Cimahi berkontribusi besar dalam membuat kebijakan, anggaran
dan proses kerja untuk mewujudkan smart city di Kota Cimahi.
“Pemkot Cimahi pun telah
mengalokasikan anggaran sebesar 3 persen dari APBD Kota Cimahi yang tersebar di
semua perangkat Daerah di Kota Cimahi untuk pengembangan TI dan smart city di kota Cimahi.Dengan anggaran
itu, Pemkot Cimahi membangun monitoring Room dan data center di lingkungan
Pemkot Cimahi serta membuat aplikasi e-Government dan Cimahi Smart City,” ujar Walikota.
Cimahi terus mengembangkan Aplikasi TI untuk mempercepat
proses birokrasi seperti membuat aplikasi, diantaranya adalah Perijinan Online, E-Office, Sistem Administrasi Kelurahan (Simkel)
dan Pengaduan Masyarakat. Kerjasama dengan pemerintah daerah lain juga sangat terbuka baik itu untuk
pengembangan dan mewujudkan smart city. Peningkatan
kualitas SDM di bidang TI juga terus dilakukan melalui berbagai pendidikan
maupun pelatihan yang diselenggarakan oleh internal pemkot cimahi maupun pihak
lain. Sedangkan untuk pengoperasian, pemerintah Kota Cimahi melaksanakan pengelolaan secara mandiri namun demikian untuk
spesifikasi tertentu melibatkan jasa penyedia/vendor
professional pada bidangnya. Harapannya adalah agar proses layanan
publik dapat dilakukan dengan cepat, murah dan baik.
Plt. Kepala Diskominfoarpus Kota Cimahi M. Ronny menambahkan,
Pemkot Cimahi telah melakukan beberapa tahap untuk melindungi data
warehouse seperti melakukan backup data maupun aplikasi ke server cloud secara
berkala, menerapkan sistem keamanan baik dari sisi jaringan maupun aplikasi
berupa penerapan firewall dan service keamanan lainnya dalam satu wadah teknologi berupa UTM
(Unifield Treath Management), penerapan teknologi enkripsi dalam pengiriman
data melalui media internet, penerapan protokol aman (https) setiap alamat
website/aplikasi dan penerapan sertifikat elektronik yang bekerjasama dengan
LEMSANEG.
Tantangan Smart
City
Citiasia Center for Smart Nation menyebut total nilai investasi
pengembangan kota cerdas di seluruh Indonesia bisa menyentuh angka US$400
miliar atau sekitar Rp5,4 triliun. Angka
yang menggiurkan bagi mereka yang ingin berinvestasi di pengembangan teknologi
smartcity. Apalagi, pemerintah menargetkan akan ada 100 kota cerdas hingga 2019
nanti. Bagi pelaku industri teknologi, ini tentu jadi peluang besar. Pelakunya
pun terbilang masih minim di Indonesia.
Ada beberapa tahapan untuk membangun kota cerdas. Pertama adalah
pembangunan infrastruktur dasar yaitu penyediaan Internet. Salah satunya lewat
pembangunan jaringan kabel fiber optik.Rampung dengan infrastruktur dasar,
pembangunan pusat pengolahan data jadi fokus berikutnya. Setelah jejaring dan
pengolahan data selesai, pemerintah bisa melanjutkan pengembangan dengan
memasukkan dan mengolah data kota yang didapat dari sensor, aplikasi, atau
lainnya.
Untuk kasus Surabaya misalnya, pemerintah kota mengambil data lalu
lintas dengan menempatkan CCTV yang bisa membaca kecepatan kendaraan. Sementara
pemerintah Jakarta, mengumpulkan data keluhan masyarakat lewat aplikasi Qlue.
Pengembangan lain bisa bermacam-macam tergantung kebutuhan pemerintah. Sensor
pun dipasang disungai untuk memantau debit air
guna peringatan banjir, misalnya.
Masalah lain yang menghadang implementasi adalah harga perangkat
yang tinggi dan terbilang sulit diperoleh. Penyedia solusi teknologi kota
pintar didominasi pemain asing, sehingga perlu dana yang tak sedikit untuk
membeli perangkat tersebut. Pemain lokal pun masih sangat sedikit yang sanggup
bersaing.
Manfaat Smart
City
Salah satu keuntungan konsep smart city adalah menciptakan
perencanaan dan pengembangan kota layak huni yang lebih baik di masa depan.
Implementasi smart city itu juga membuat sistem transportasi lebih efisien dan
terintegrasi sehingga meningkatkan mobilitas masyarakatnya. Teknologi smart
city juga mampu membuat rumah dan bangunan yang hemat energi dengan memakai
sumber energi terbarukan. Selain itu, teknologi smart city dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
Ada 6 konsep atau dimensi smart city yaitu:
Smart Governance
Berbentuk pelayanan publik berbasis teknologi untuk memudahkan
interaksi pemerintah dengan pemerintah dan pemerintah dengan warga. Pelayanan
yang memungkinkan pengambilan keputusan berbasis real time data. Contohnya
aplikasi Qlue yang diluncurkan Pemprov DKI untuk warga Jakarta.
Smart Economy
Layanan e-commerce dan e-business yang mendorong tingkat
perekonomian masyarakat.
Smart Mobility
Penerapan sistem cerdas untuk mendukung dan memudahkan layanan
transportasi publik, logistik, dan kenyamanan bagi pengendara atau pengguna
jalan.
Smart Environment
Pemanfaatan sumber daya energi terbarukan, pengendalian polusi,
penerapan konsep green building, sistem monitor, dan sebagainya.
Smart People
Masyarakat yang menjadi lebih cerdas karena mendapatkan kesempatan
pendidikan dan pengembangan skill lebih besar dengan menerapkan teknologi dan
sistem.
Smart Living
Pola hidup atau lifestyle yang cerdas, aman, dan sehat untuk kehidupan
dan lingkungan yang lebih berkualitas, serta layak huni.
(Ahmad Sadli, Staf Bidang Informasi Komunikasi Publik pada DISKOMINFOARPUS Kota Cimahi)