Loading...

Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Bermain

Administrator 28 Oktober 2016 5583 kali dilihat
Bagikan:
Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Bermain
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN BERMAIN PADA ANAK KITA

Ahli psikoanalis menganggap bahwa peran bermain dalam perkembangan anak adalah upaya untuk mengatasi pengalaman traumatic dancoping terhadap frustrasi, dimana unsur unsur fisik motorik yang bekerja serta kebahagiaan yang dirasakan akan membantu anak dalam mengatasi tekanan yang ia terima. dan dibawah ini adalah beberapa unsur dan faktor yang mempengaruhi seorang anak dalam kegiatan bermain, yaitu diantaranya;

A. KESEHATAN
Masalah kesehatan sangat mempengaruhi proses bermain pada anak, semakin sehat anak semakin banyak energinya untuk bermain secara aktif. Kita dapat mengatakan demikian karena memang pada anak-anak yang sehat tentu energinya akan semakin banyak, sehingga mereka akan lebih aktif untuk bergerak, berlari, melompat, naik turun tangga ataupun naik sepeda, sementara anak yang daya tahan tubuhnya lemah, mereka akan bermain secara pasif. Setiap orang tua tentunya menginginkan anaknya selalu dalam keadaan sehat,tidak mudah terserang penyakit agar perkembangannya dapat berkembang secara optimal. Tetapi banyak orang tua yang kadang kurang paham, bagaimana cara agar anaknya mempunyai daya tahan tubuh yang kuat. Salah satu zat yang bernama Nukleotida  merupakan komponen penting yang dibutuhkan untuk menin gkatkan daya tahan tubuh, dan bisa didapat dari ASI dan susu formula. Bagi anak yang sedang tumbuh Proteinlah yang berperan untuk dikonsumsi setiap saat oleh anak, dan protein ini mudah didapat pada makanan seperti ,susu, ikan, daging, telur, tahu dan tempe , dll.

B. INTELIGENSI
Bila berbicara tentang kecerdasan tentunya sangat berkaitan erat dengan masalah pertumbuhan otak anak. Pada masa kehamilan pertumbuhan otak sangatlah pesat, maka makanan bergizi bagi ibu hamil sangatlah urgent untuk pertumbuhan sel-sel otak. Sejumlah zat gizi yang penting untuk pertumbuhan otak dan perkembangan kecerdasan diantaranya adalah ;

  • Protein, zat gizi yang paling berperan dalam pertumbuhan otak karena protein berfungsi membentuk DNA.
  • Omega 3 (asam alfa-linolenat), Omega 6 (asam linoleat) berperan dalam pembentukan pembungkus saraf, sedangkan DHA bermanfaat besar bagi proses tumbuh kembang sel-sel otak. Zat ini bisa didapat dari makanan, ikan, tahu, tempe kacang-kacangan, sayuran hijau dan minyak kedelai nabati.
  • Ara (asam arakidonat), zat ini berperan penting dalam perkembangan kognitif bayi, ketajaman penglihatan ,serta pertumbuhan. Zat ini dapat diperoleh dari ASI, susu formula, ikan segar dan telur bebek.
  • Lecitin, berguna untuk proses pembentukan saraf-saraf didalam otak, supaya otak dapat berfungsi secara optimal. Zat ini banyak terdapat dalam kedelai.
  • Iodium, mineral ini dapat mendorong perkembangan otak bayi, bila kekurangan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan, akibatnya, terjadi keterbelakangan mental. Iodium dapat diperoleh dari garam dapur dan makanan laut.
  • Zat besi, Diperlukan untuk membentuk hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen. Kekurangan besi dapat mengganggu pertumbuhan otak kekurangan oksiken. Bisa diperoleh dari ikan, hati, daging, ayam, tempe, kacang, dan sayuran berdaun hijau seperti bayam serta kangkung.
  • Taurin, merupakan satu jenis protein yang berperan penting bagi kinerja otak. Sayangnya tubuh manusia tak membentuk taurin dengan baik sehingga diperlukan konsumsi langsung, yaitu dari ASI merupakan neuro transmiter atau pemancar saraf dalam otak dan retina mata. Anak-anak yang cukup mandapatkan taurin, bila ada stimulus dari luar akan cepat bereaksi tubuhnya karena    mendapat daya pancar dari retina mata. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan kecerdasan. Taurin juga terdapat pada susu formula, tapi kandungannya rendah.

C. LINGKUNGAN
Bisa lingkungan di dalam rumah dan di luar rumah. Seperti kita ketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh stimulasi/rangsang dari lingkungan dimana anak tumbuh. Bila dirumah anak penuh dengan kegiatan bermain maka hal ini dapat ikut mengembangkan pola bermain diluar rumahnya atau lingkungan tempat tinggalnya. (Yadi Sas Rusdiyansah, Fungsional Umum Seksi Perpustakaan Pada KAPPDE)