CIMAHI - Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi mengimbau kepada warga yang terkena proyek pelebaran Jalan Aruman untuk melepas lahannya agar pembangunan jalan alternatif yang menghubungkan Jalan Pesantren dan Jalan Budi benar-benar tidak menimbulkan kemacetan baru.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi Agus Joko mengatakan, pembangunan Jalan Aruman yang hampir tuntas saat ini terkendala dengan sempitnya akses jalan di jalan Budi yang menjadi terusan bagi jalan Aruman sehingga harus dilakukan pelebaran jalan. 

"Tapi, saat ini masih banyak sejumlah warga yang melakukan penolakan. Oleh sebab itu, kami berharap warga bisa legowo untuk rencana pelebaran jalan tersebut," katanya, kepada pewarta, Minggu (4/10).

Untuk itu, pihaknya menargetkan untuk melakukan pembebasan lahan sepanjang 1 KM di Jalan Budi dengan harga yang dipatok Rp4 juta/meternya. Pemerintah berharap pemilik lahan bisa sukarela menjual sedikit tanahnya karena ini demi kepentingan bersama.

Pembangunan Jalan Aruman mengalami dua tahapan proses pembangunan. Tahap, pertama dilakukan pada 2014 diawali dengan membangun jalan tersebut sepanjang 550 meter dengan lebar jalan 7 meter dengan menggunakan sebuah kontruksi jalan berupa betonisasi setebal 20 centimeter.

Masih di tahun yang sama, dikatakan Agus, pihaknya juga membangun sebuah jembatan dengan panjang 10,6 X 8,5 meter. Anggaran yang dihabiskan untuk jalan sebesar Rp1,994 miliar sedangkan untuk jembatan sebesar Rp1,480 miliar.

Mengenai jalan Aruman, saat ini tengah dilakukan finishing atau pengerjaan tahap akhir terutama pembangunan trotoar dan saluran drainase. Pihaknya sangat optimis Desember mendatang bisa tuntas meski waktu pembangunannya pernah melenceng dari target.

"Pembangunan jalan memakan waktu dua tahun, dimulai pada 2014 dengan panjang 550 meter. Sempat dihentikan sementara waktu dan sekarang kita tuntaskan pembangunan jalan sepanjang 200 meter hingga sampai di Jalan Budi,"pungkasnya (ha)