Selain PSN, Dinkes Cimahi juga Gencar Fogging untuk Cegah DBD
Administrator
23 Januari 2019
68 kali dilihat
CIMAHI - Pencegahan kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) bakal terus
dilakukan Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Di antaranya dengan pelaksanaan
fogging.
Salah satunya dari warga RW 5 Kelurahan Baros Kecamatan
Cimahi Tengah Kota Cimahi. Fogging dilakukan ke sejumlah rumah warga,
Selasa (22/1/2019).
Pengelola Program DBD pada Dinas Kesehatan
Kota Cimahi, Eka Febriana mengatakan, sejak merebaknya kasus DBD Januari
ini, permintaan fogging dari masyarakat terus meningkat. Termasuk di RW
5 Kelurahan Baros yang warganya sudah ada tiga orang terkena DBD.
"Tahun
2019 ini permintaan (fogging) dari masyarakat meningkat, karena
khawatir terkena DBD. Di RW 5 Baros ada 3 (tiga) kasus," terangnya saat
ditemui disela-sela pelaksanaan fogging.
Dikatakannya, selain di
wilayah Kelurahan Baros, kata Eka, pihaknya bakal terus melakukan
fogging ke wilayah terjangkit DBD. Tentunya disesuaikan dengan
permintaan dari warga.
Namun, jelas dia, permintaan dari warga
itu tak lantas langsung direalisasikan oleh Dinas Kesehatan Kota Cimahi.
Permintaan itu terlebih dahulu ditampung, yang kemudian dilakukan
penyelidikan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas) setempat.
"Hasil penyelidikan fogging ini jadi dasar kita melakukan fogging. Kalau sekarang ini seminggu bisa sampai 3-4 hari," katanya.
Ditegaskannya,
fogging hanyalah pemberantasan nyamuk, namun jentiknya tak akan mati.
Sebab, kata dia, antisipasi perkembangbiakan jentik nyamuk DBD dilakukan
dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan prilaku 3 M, yakni
menguras, menutup dan mengubur.
"Selain itu, gunakan anti nyamuk bakar dan sempor atau obat nyamuk oles," imbuhnya.
Deni
Hermawan, Ketua RT 02 RW 05 Kelurahan Baros menuturkan, di wilayah RT
02 memang belum ada kasus DBD untuk tahun ini. Namun sebagai antisipasi,
kata dia, pihaknya melakukan permintaan kepada Dinas Kesehatan Kota
Cimahi untuk dilakukan fogging.
"Ini ada permintaan dari warga. Memang saat ini allhamdulilah belum ada, tapi warga tetap khawatir," ujarnya.