Bubuk Abate Tidak Diperjualbelikan, Bisa Diperoleh Gratis Di Puskesmas

CIMAHI.- Angka Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Cimahi mengalami peningkatan. Pada Januari ini, sekitar 119 orang dinyatakan terserang penyakit yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti tersebut.
Dengan meningkatnya angka DBD, masyarakat diimbau untuk mewaspadai adanya pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan kondisi tersebut. Bermunculan aksi penjualan bubuk abate di berbagai wilayah Kota Cimahi.
"Kami imbau jangan percaya jika ada yang mengatasnamakan Dinas Kesehatan untuk menjual bubuk abate," ujar Sekertaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi dr. Fitriani Manan.
Dia menyatakan, pihaknya tidak pernah memperjualbelikan bubuk abate kepada masyarakat. "Khawatir ada pihak yang memanfaatkan situasi sekarang dengan kasus DBD yang meningkat. Bubuk abate gratis, bisa diminta ke kader atau puskesmas," ujarnya, Senin 28 Januari 2019.
Menurut Fitriani, Dinkes Kota Cimahi menyediakan stok bubuk abate setiap tahunnya. "Dari dulu juga sudah tersedia, bukan hanya karena terjadi peningkatan kasus DBD saja," ungkapnya.
Masyarakat sebaiknya tak perlu meladeni aksi penjualan bubuk abate ilegal di lapangan. Apalagi, jika dilakukan dengan cara memaksa dan meminta bayaran.
"Kami belum ketemu langsung penjualnya terlebih yang mengatasnamakan Dinkes. Kalau ada unsur pemaksaan atau penipuan sudah bukan ranah dinkes. Tolak saja, kan kita sudah menyediakan melalui kader dan puskesmas gratis," katanya.
Bubuk abate dapat digunakan untuk mencegah pembiakan jentik nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit DBD. Penggunaan abate tinggal ditaburkan ke dalam tempat penampungan air agar mencegah berkembangnya jentik nyamuk menjadi nyamuk.
Pihaknya mengimbau seluruh masyarakat untuk memutus rantai penyebaran DBD sejak dari rumah. Salah satunya dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN lewat gerakan 3 M, yakni menguras, menutup dan mengubur tempat penampungan air agar tidak dihinggapi jentik nyamuk untuk berkembang menjadi nyamuk dewasa.