CIMAHI.- Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Kesehatan Kota Cimahi menggelar Launching Strategi Penurunan Stunting dengan Formula 3-1-2. Strategi tersebut perlu dioptimalkan seluruh perangkat terkait dalam rangka akselerasi penurunan stunting di Kota Cimahi.
Pj. Wali Kota Cimahi Dikdik S. Nugrahawan mengatakan, stunting masih menjadi masalah yang menjadi perhatian dan prioritas pembangunan di Kota Cimahi.
"Penurunan stunting tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat. Oleh sebab itu perlu dilakukan komitmen kita semua, termasuk pihak eksternal agar penanganan stunting dilakukan terus menerus dan berkesinambungan," ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Cimahi, balita yang mengalami stunting selama tahun 2021 ada 3.261 orang, atau 10,18 persen dari total balita yang mencapai 32.044 orang, yang kemudian menurun di tahun 2022 menjadi sebesar 9,7 persen atau 3036 balita.
Aksi formula 3-1-2 merupakan pemantauan pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang secara periodik dengan pemantauan tersebut, diharapkan balita dapat secara kontinyu mengkonsumsi makanan tambahan yang diberikan sehingga penambahan berat badan dapat dicapai dalam waktu yang telah ditargetkan, yang pada akhirnya dapat menurunkan angka stunting di Kota Cimahi.
Dikdik menilai, kunci pencegahan dan penanganan stunting adalah di 1000 hari pertama kehidupan anak. Sehingga perhatian kepada ibu hamil dan balita dibawah dua tahun (baduta), baik melalui intervensi gizi spesifik, maupun intervensi sensitif.
"Melihat data stunting Kota Cimahi, saya anggap perlu dilakukan aksi-aksi yang mendukung percepatan penurunan stunting, salah satunya dengan formula 3-1-2," katanya.
Adapun yang menjadi Lokus pelaksanaan strategi percepatan penurunan stunting yaitu di Kelurahan Cibeureum. Pendekatan melalui formula 3 – 1- 2, dimana pemberian makanan tambahan (PMT) dilaksanakan selama 15 hari, balita dikumpulkan dan dipantau pada saat mengkonsumsi makanan tambahan oleh kader dan tenaga kesehatan di Puskesmas Cibeureum, kemudian dilanjutkan pemberian mandiri oleh keluarga selama 5 hari di rumah, kemudian di evaluasi selama 10 hari terakhir. Berat badan balita dipantau setiap 7 hari.
Saat ini turut dikembangkan aplikasi porting atau portal informasi titik stunting yang terintegrasi dengan e_PPGBM dari kemenkes, dengan menyajikan dashboard informasi berkaitan dengan status gizi masyarakat di Kota Cimahi yang dapat diakses oleh seluruh stakeholder terkait. Aplikasi porting juga menyediakan informasi terkait pemantauan pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang dan bumil KEK yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan intervensi di tingkat kelurahan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi Mulyati menjelaskan, bahwa manfaat strategi percepatan penurunan stunting dengan formula 3-1-2 yaitu terintegrasinya pemadanan data sehingga Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Kelurahan memiliki data yang validitasnya baik sehingga meningkatkan kualitas data stunting.
Selain itu, formula 3-1-2 dalam penurunan stunting dapat dijadikan model untuk percepatan penurunan stunting.
"Manfaat eksternal dari formula 3-1-2 yaitu kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan meningkat serta masyarakat merasakan dampak langsung dari program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Cimahi," pungkasnya.**