CIMAHI.- Layanan Keluarga Berencana (KB) Bergerak memeriahkan peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia 2024 tingkat Kota Cimahi berlangsung di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Klinik Siliwangi Cimahi Jalan Stasiun Kota Cimahi. Pemerintah mendorong penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) untuk perencanaan keluarga lebih baik.
Kegiatan yang diinisiasi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cimahi diikuti 100 Akseptor IUD dan 20 akseptor implant. Untuk MOW (Metode Operasi Wanita) jumlah sasaran sebanyak 20 akseptor, 15 akseptor dilaksanakan di RSUD Cibabat dan 5 akseptor di RS Baros.
Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Cimahi Mardi Santoso mengatakan, peringatan hari kontrasepsi sedunia setiap 26 September menjadi upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keluarga dengan berbagai pilihan metode kontrasepsi yang ada.
"Kegiatan ini kolaborasi Pemkot Cimahi dengan BKKBN Jabar dan Kesdam III/Siliwangi, bagaimana mengajak masyarakat menyiapkan keluarga dan generasi muda menuju generasi emas 2045. Bagian dari upaya pencegahan stunting lewat perencanaan keluarga," ujarnya.
Kepala DP3AP2KB Kota Cimahi Fitiani Manan menambahkan, kegiatan layanan tersebut diharapkan meningkatkan cakupan kepesertaan KB khususnya KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sebagai salah satu upaya percepatan penurunan stunting.
"Terselenggaranya kegiatan bersama mitra kerja ini diharapkan dapat mendorong kepesertaan KB MKJP di Kota Cimahi. Serta mengoptimalkan pemanfaatan dana operasional penggerakan pelayanan KB MKJP di Kota Cimahi," ungkapnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat Fajar Supriadi Sentosa yang hadir di lokasi menyatakan, Jawa Barat memiliki target tertinggi di Indonesia dalam pelayanan KB, yakni mencapai 99 ribu akseptor. "Saat ini, kami telah mencapai 72% dari target, dan optimis target ini akan terpenuhi secepatnya," jelasnya.
Menurut dia, pelayanan KB di Jawa Barat fokus pada MKJP yang dinilai efektif untuk pengaturan jarak kelahiran. Jenis MKJP seperti IUD dan implan memiliki banyak keunggulan.
"MKJP jauh lebih praktis dan efektif dengan penggunaan bertahan antara 3 hingga 8 tahun. Berbeda dengan kontrasepsi lain yang harus digunakan setiap bulan dan memiliki resiko drop out yang lebih besar, karena itu kami mendorong penggunaan MKJP lebih meluas lagi. Dapat membantu merencanakan kehamilan dengan lebih baik dan menurunkan risiko gangguan kesehatan bagi ibu dan anak," tuturnya.
Pasangan yang ideal untuk menggunakan alat MKJP adalah pasangan usia subur 21 tahun sampai umur 35 tahun. Namun, bagi wanita yang telah melewati usia tersebut dan memiliki resiko tinggi dalam kehamilan lebih disarankan metode kontrasepsi sterilisasi atau MOW.**