Mal Rongsok yang berada di Jalan Bungur Raya, Kukusan, Depok, sudah begitu fenomenal. Sebuah mal yang anti mainstream, tetapi keunikannya ini malah membuatnya terkenal hingga ke mancanegara.
Mal ini menawarkan sebuah konsep baru berjualan barang bekas. Biasanya, barang bekas yang sudah tidak terpakai akan kita buang, dibeli pedagang rongsok keliling, atau diberikan kepada orang lain. Ternyata, bila kita jeli dan kreatif, barang bekas pun masih bisa menghasilkan rupiah.
Pemilik Mal Rongsok
Mal unik ini adalah milik Nurcholis Agi, seorang pria berusia setengah abad. Agi sudah lebih dari 20 kali berganti bidang usaha. Pria asal Kalimantan ini sempat mendirikan bengkel motor, bengkel mobil, dan service barang elektronik.
Nama mal rongsok berawal dari kebiasaan keluarga Agi. Setiap kali ia berhasil memperbaiki dan menjual barang bekas, uang hasil penjualan dipakai untuk berjalan-jalan di mal. Barang yang dia beli biasanya masih laikpakai, tetapi butuh sedikit perbaikan.
Bangunan Mal Rongsok
Bangunan Mal Rongsok merupakan sebuah bangunan semi permanen. Tulisan “Mal Rongsok” dengan warna merah menyolok terpasang di bagian depan. Bangunan ini bahkan tidak memiliki dinding dan terbuat dari kayu.
Mal Rongsok memiliki tiga lantai. Lantai pertama diisi barang-barang spare part mobil dan motor, buku bekas, peralatan rumah tangga, dan alat elektronik. Peralatan elektronik berat seperti mesin cuci, kulkas, AC portabel, hingga komputer tertata rapi di lantai ini. Barang diletakkan berkelompok sesuai jenisnya.
Lantai kedua berisi furnitur. Di lantai ini banyak dipajang meja, kursi, dan lemari bekas. Meskipun bekas, kondisinya masih lumayan bagus. Furnitur yang dijual terbuat dari beragam material, seperti kayu, stainless, dan rotan. Barang-barang yang bersifat ringan diletakkan di lantai tiga, seperti manekin.
Suplai Barang
Beragam jenis barang tersedia di Mal Rongsok, tinggal sebut, semua ada. Dari mana Nurcholis Agi mendapat pasokan ribuan barang second ini? Ternyata, dia sudah memiliki pemasok tetap. Barang-barang bekas didapat dari perusahaan, restoran, hingga gedung DPR.
Selain barang bekas yang masih layak dipakai, bila kita beruntung, bisa juga menemukan barang yang masih tergolong baru. Harga yang dibandrol dari 500 rupiah hingga 2 jutaan rupiah. Bila jeli memilih, bisa saja Anda menemukan barang antik yang dijual dengan harga miring.
Walaupun berisi barang bekas pakai, namun jangan salah, pengunjung mal ini berasal dari berbagai kalangan. Bahkan, ada pembeli yang berasal dari Jerman, Belanda, dan Jepang. Mereka mencari barang antik yang memang susah didapatkan di tempat lain.
Nurcholis Agi menyebutkan angka yang fantastis ketika ditanya omzet yang didapat dari berjualan barang bekas. Dalam sehari, Rp2-3 juta bisa dia kantongi. Padahal, harga barang di mal ini ramah di kantong. Bisa dibayangkan ya, ternyata peminat mal ini tidak sedikit.
Cara Bertransaksi
Biasanya, mal bertransaksi secara digital menggunakan mesin kasir dan penghitung stok otomatis. Berbeda dengan mal rongsok, transaksi jual beli dilakukan secara manual. Semua dicatat dalam buku tulis biasa. Yang lebih mengasyikkan, mal ini menerapkan sistem tawar menawar. Bila pengunjung menemukan barang yang mereka inginkan, mereka bisa menawar. Dijamin, kantong tidak akan jebol.
Mal ini memiliki 11 pekerja yang siap membantu pengunjung. Bahkan, si pemilik siap menularkan ilmunya bila diperlukan. Nurcholis Agi tergolong orang yang serba bisa. Dia terbukti mampu mereparasi barang-barang yang kondisinya rusak. Agi pernah merepasi proyektor, genset, hingga televisi, dan laku dijual kembali.
Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan, mal ini memasang tiga kamera pengintai di lantai satu dan satu kamera di lantai dua. Namun, sang pemilik tidak terlalu ambil pusing tentang keamanan barang dagangannya. Menurut Nurcholis Agi, si pencuri tidak akan kaya, yang kecurian tak akan jatuh miskin. Filosofi yang sangat bagus dan pantas dijadikan inspirasi.
Kegigihan Nurcholis Agi dalam menjalani usaha pun patut dicontoh. Manusia diberi kelebihan akal pikiran untuk mengubah sebuah benda agar lebih bermanfaat bagi sesama. (AH)
image source: https://megapolitan.kompas.com/read/2014/11/02/13455961/Menengok.Mal.Rongsokan.di.Depok