Banyak tanaman yang dapat dijadikan tanaman hias. Namun, jenis tanaman ini mempunyai keunikan tersendiri. Tanaman udara tidak memerlukan tanah sebagai media tumbuhnya, ia dapat tumbuh di atas batu, kaca, kawat, kayu, atau gerabah sebagai inang karena merupakan tumbuhan epifit. Akar yang dimiliki tanaman udara digunakan untuk berpegangan pada inangnya. 

Tanaman yang memiliki nama ilmiah Tillandsia ini bertahan hidup dengan menyerap uap air dan nutrisi dari udara melalui bulu-bulu halus pada tubuhnya. Cara hidup seperti ini menyebabkan Tillandsia mudah dibudidayakan tanpa perawatan yang rumit. Tanaman yang termasuk keluarga nanas (bromelia) ini tumbuh dengan baik pada suhu 10-32° C.

Bukan hanya cara hidup yang unik, tanaman udara pun memiliki bentuk yang tidak biasa. Ada beberapa macam tanaman udara yang dikenal di Indonesia, antara lain jenggot musa (Tillandsia usneoides) yang berbentuk gumpalan benang halus yang menggantung, rambut medusa (Tillandsia caput-medusase) yang berupa daun-daun kaku yang menjulur seperti rambut medusa (dewa ular), dan Tillandsia streptocarpa yang daun-daunnya melengkung kaku. Ada pula jenis tanaman udara yang memiliki banyak bunga berwarna merah. Tanaman udara dapat diperoleh dari penjual tanaman hias di sekitar Bogor dan kawasan Puncak.

Keunikan yang dimiliki tanaman udara memenuhi syarat sebagai tanaman hias, terutama bagi orang-orang yang ingin menikmati keindahan tanaman tanpa repot merawatnya. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika ingin menghias rumah dengan tanamam udara. Hal-hal tersebut dirangkum dalam tips berikut ini.

Tanaman udara dapat ditempelkan di permukaan kayu dengan menggunakan lem pada pangkalnya. Selanjutnya, potongan kayu tadi dimasukkan ke dalam pot dan gantung pot tersebut di teras rumah. Selain pot gantung, potongan kayu tadi dapat ditempelkan ke dinding rumah, kemudian ditutup dengan potongan gerabah atau keramik supaya terlihat lebih indah. 

Tanaman udara pun dapat ditumbuhkan dalam wadah kaca dan dijadikan terarium. Terarium biasanya dijadikan hiasan meja. Tanaman ini juga bisa disusun menjadi sebuah taman mini di atas batu dan dijadikan dekorasi ruangan atau teras rumah.

Tanaman udara tidak memerlukan penyiraman dan pemupukan secara rutin seperti tanaman lain, hanya perlu disemprot air bersih sekitar dua minggu sekali dengan menggunakan botol semprot. Jika musim kemarau atau udara terasa kering dan sangat panas, tanaman ini perlu disemprot air lebih sering. Jika ada daun yang kering atau mati, segera potong pada pangkalnya. Dengan penyemprotan air yang cukup, daun yang baru akan tumbuh.

Pemberian pupuk dilakukan setiap dua bulan sekali. Pupuk yang digunakan sebaiknya dicampur air terlebih dahulu sebelum disemprotkan. Tanaman udara sangat peka terhadap kandungan tembaga (Cu) dalam pupuk sehingga pupuk yang digunakan harus memiliki kadar tembaga yang rendah.  

Tanaman ini memerlukan udara yang mengalir dan sinar matahari, tetapi jangan saat matahari bersinar terik. Bisa diatasi dengan menggunakan jaring (paranet) atau disimpan di tempat yang tidak kena sinar matahari langsung. Tanaman udara yang disimpan dalam ruangan sebaiknya diletakkan dekat jendela atau menggunakan lampu fluorescence. Sesekali, tanaman yang disimpan dalam ruangan perlu dikeluarkan. 

Jika ingin menambah koleksi Tillandsia tanpa membeli bibit tanaman baru, Anda dapat memperbanyak tanaman ini sendiri melalui anak-anak pohon. Anak pohon ini timbul setelah masa berbunga selesai. Caranya, pisahkan 2-3 anak pohon yang sudah matang dari tanaman induk, lalu tempelkan pada inang baru. Sebelum digunakan, inang tersebut harus dicuci bersih. Tanaman baru siap untuk digunakan sebagai hiasan rumah Anda.

Demikian beberapa tips untuk menghias rumah menggunakan tanaman udara. Semoga bermanfaat dan selamat menghias rumah. (AH)