Loading...

Ngamumule Warisan Budaya dan Sejarah Kota Cimahi

Adhy Rahadhyan S.I.Kom 13 Desember 2022 4190 kali dilihat
Bagikan:
NotFound

Kota Cimahi merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Barat yang memiliki banyak warisan budaya dan bangunan bersejarah di tanah Pasundan.

Isu pelestarian budaya sudah menjadi amanat bangsa sejak dulu kala dan terus berjalan seiring dengan upaya kemanusiaan untuk melindungi sejarah.

Budaya sendiri memiliki arti dan makna yang luas budaya bisa mencakup tradisi, moral, keyakinan, seni hingga bangunan bersejarah yang memiliki nilai-nilai tinggi di masa Lampau.

Setelah bangunan Rumah Sakit Dustira dan Bangunan Lembaga Pemasyarakatan Militer II Cimahi (Penjara Poncol) ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Cimahi pada Juni 2021 lalu, kini Bangunan Gedung Sudirman (The Historich) dan Stasiun Kereta Api Cimahi resmi ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Cimahi pada tahun 2022 ini.

Ditetapkannya bangunan-bangunan bersejarah di Kota Cimahi menjadi cagar budaya merupakan upaya Pemerintah Daerah Kota Cimahi, khususnya Dinas Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi dengan kerja sama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dalam melaksanakan Program Pengembangan Kebudayaan, kegiatan pengelolaan kebudayaan.

kondisi bangunan-bangunan tua bersejarah yang kini masih berdiri megah dan masih difungsikan dalam melayani masyarakat seperti Rumah Sakit Dustira, The Historich, Stasiun Kereta Api Tjimahi, Gereja Santo Ignatius, dan fisik bangunan lainnya dengan gaya arsitekturnya yang unik, bahkan di Kota Cimahi pun terdapat makam para pemimpin dan tentara Hindia Belanda yang disemayamkan di Leuwigajah yang kita kenal sebagai “Kerkhof”.

Selain Gedung bersejarah Kota Cimahi juga memiliki wisata adat, atau yang dikenal dengan Kampung adat  Cirendeu, Kampung adat ini terletak di sebuah lembah yang diapit Gunung Kunci, Gunung Cimenteng, dan Gunung Gajahlangu Kota Cimahi.

Masyarakat adat Kampung Cireundeu adalah bagian dari Sunda Wiwitan yang tersebar di daerah Cigugur-Kuningan-Cirebon. Kesemua mereka sebagian besar memegang teguh kepercayaan Sunda Wiwitan sampai sekarang.

Agama leluhur yang mereka anggap sebagai sebuah agama besar. Dengan ajaran-arajan peduli terhadap alam dan sopan santun.

Masyarakat adat Cireundeu memandang agama sebagai sebuah ageman (pegangan). Menjadi tuntunan hidup, keselamatan, yang tidak bisa lepas dari pemaknaan budaya.

Artinya ketika seseorang memeluk agama, maka ia sedang menjalankan dan memaknai budaya yang melekat pada agama yang dianut.

Pelestarian kebudayaan Indonesia merupakan tanggung jawab bersama. Selain itu, kebudayaan juga memegang peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa. Keberagaman kebudayaan yang ada di daerah merupakan kekayaan dan identitas bangsa yang sangat diperlukan untuk memajukan kebudayaan nasional indonesia.