Pemerintah
Pusat berencana memberi subsidi pembelian kendaraan listrik. Hal itu diungkap oleh Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dana yang disiapkan
mencapai Rp 5 triliun.
Airlangga
menyebut sedang membicarakan ini dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Insentif Rp 5 triliun itu akan dibagi lagi untuk motor listrik, mobil listrik,
termasuk juga bus.
Hampir semua negara di dunia termasuk di Indonesia kini mulai mengkampanyekan penggunaan kendaraan listrik sebagai upaya mengurangi emisi karbon. Lalu, apa kelebihan dan kekurangan mobil listrik dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil. berikut kelebihan dan kekurangan mobil listrik.dilansir dari beberapa sumber
Kelebihan
1.
Ramah lingkungan
Mobil
listrik diklaim sebagai kendaraan ramah lingkungan. Hal itu disebabkan karena
mekanisme laju kendaraanya diproses dengan menggunakan daya listrik, sehingga
tidak menghasilkan residu emisi berupa Co2 dan Co.
Berbeda
dengan mobi berbahan bakar bensin atau disel yang pastinya sisa pembakaranya
yang dapat mencemari udara.
2.
Kabin lebih tenang
Hal
ini kerap menjadi nilai plus yang dicari oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya
mobil dengan kabin yang senyap, sunyi dan tenang akan menambah kenyamanan dalam
berkendara. Tidak seperti pada mobil konvensional yang mendapatkan mesin
penggerak yang dapat menghasilkan getaran yang masuk dalam kabin.
3.
Menghemat uang untuk merawat kendaraan
Kelebihan
ini tentunya tidak bisa dimiliki oleh mobil berbahan bakar bensin pastinya.
Mobil listrik diklaim lebih menghemat uang untuk biaya peratawan kendaraan.
Tidak
perlu repot untuk ganti oli rutin, mengganti busi, mengganti koil, mengganti
air radiator dan tidak repot keluar untuk isi BBM
Kunjungan
servis rutin mobil listrik hanya terdiri dari pemeriksaan mekanis, dan rotasi
ban termasuk spooring dan balancing, penggantian filter udara kabin dan bilah
wiper, serta pengisian cairan washer
4.
Sekali cas dapat menempuh jarak ratusan kilomater
Mobil
listrik yang sudah dibekali dengan daya penampungan arus listrik yang besar
sehingga dapat digunakan jarak jauh dalam sekali melakukan pengisian dengan
melalukan pengecasan.
Pada
mobil Tesla Model 3 dapat menjangkau jarak tempuh sebanyak 240 mil atau 386
kilometer dengan sekali cas. Lalu pabrikan Jepan Hyundai Kona Electric juga
mencatat jarak sebanyak 239 mill atau 384 kilometer dengan satu kali pengecasan
Kekurangan
1.
Stasiun pengisian bahan bakar listrik tidak tersebar luas
Inilah
masalah yang kerap ditemui oleh masyarakat Indonesia bila akan meminang mobil
listrik. Pasalnya belum tersebar luas stasiun pengisiam bahan bakar khusus EV
di Indonesia. Maka dari itu apabila ingin berkendara jauh seperti roadtrip
maupun touring akan menjadi beban pikiran.
Stasiun
pengisian bahan bakar hanya tersebar dan mendominasi pada beberapa mall di kota
besar Indonesia seperti Jakarta dan Tangerang.
Saat
ini update terbaru menjelaskan bahwa sebanyak terdapat 31 stasiun pengisian
bahan bakar listrik yang tersebar di seluruh Indonesia.
2.
Biaya mengganti baterai mahal
Memang
dari segi perawatan mobil listrik unggul ketimbang mobil konvensional. Pasalnya
mobil listrik minim perawatan secara berkala. Namun terdapat mimpi buruk bagi
pengguna mobil listrik bila penyimpan daya listrik alias baterai mulai rusak.
Jika
itu terjadi maka butuh biaya yang tidak sedikit. Belum lagi tersedianya part
yang indent dan tidak tersedia yang mengharuskan untuk menunggu lama apabila
terjadi kerusakan.
3.
Pengecasannya lama
Ini
juga kerap menjadi pertanyaan banyak masyarakat ketika ingin beralih ke mobil
yang ramah lingkungan, yakni mengenai saol pengisian daya yang lama. Pasalnya
pengisian yang dilakukan kerap membutuhkan waktu cukup lama yang tentu tidak
efisien dari segi waktu. Berbeda dengan mobil konvensional yang hanya
membutuhkan waktu sebentar untuk mengisi tangki bahan bakar dari nol hingga
penuh.
4.
Harganya lebih mahal
Kekurangan mengenai budget ini juga kerap dirasakan para konsumen, pelaku otomotif serta petrolhead sejati di tanah air. Nyatanya di Indonesia pasaran mobil listrik masih terlampau mahal. Faktor tersebut umumnya bisa mengurungkan niat konsumen untuk membeli mobil listrik, namun guna mendukung pengurangan gas emisi dan pencemaran lingkungan Pemerintah Pusat berencana memberikan subsidi bagi beberapa jenis kendaraan listrik.