Majunya sebuah kota, tidak lepas
dari perencanaan matang yang dilakukan pemerintah. Tidak heran setiap tahun
pemerintah dari mulai pusat sampai dengan daerah melakukan perencanaan tersebut
yang kemudian dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
dengan berpedomankan pada berbagai aturan perundang-undangan diantaranya adalah
Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
Begitu pula dengan Cimahi dalam hal ini pemerintah kota melakukan hal yang sama
dengan kota/kabupaten yang lainnya menyusun perencanaan untuk pembangunan
setahun kedepan untuk dijadikan acuan (Satuan Kerja Perangkat Dareah) SKPD dalam melaksanakan kegiatan kerja. RKPD dokumen
perencanaan yang sudah dibuat sedemikian rupa disamping perencanaan tahunan
juga merupakan jembatan antara perencanaan strategis jangka menengah dengan
perencanaan penganggaran tahunan.
Kebijakan pembangunan di tahun 2017,
bagi Cimahi merupakan tahun ke-5 dalam (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) RPJMD Kota Cimahi tahun
2012-2017. Sehingga tahun ini jadi tahap pemantapan dalam mendukung
kemajuan kota. Dalam proses penyusunan rancangan RKPD 2017, Pemerintah Daerah
Kota Cimahi melakukan berbagai
pendekatan, yakni pendekatan politik, teknolratik, partisipatif serta
pendekatan atas bawah (top down), dan
bawah atas (bottom up). Penyusunan
juga dilakukan secara transparansi dan partisipasi, melalui Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilakukan mulai dari tingkat
Kelurahan dan Kecamatan dengan melibatkan masyarakat, dunia usaha, perguruan
tinggi dan komunitas, termasuk SKPD.
Target indikator pembangunan Kota
Cimahi yang akan dicapai tahun 2017, ada 13 Indikator, di antaranya
peningkatan
1.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
dari 76,06 persen pada tahun 2014 menjadi 76,70-77,38 pada tahun 2017.
2.
Indeks Pendidikan dari 74,02
menjadi 90,65-90,92, dan angka kemiskinan dari 5,63 persen turun menjadi 4,90
persen.
Sementara itu dalam RKPD yang
disusun untuk tahun 2017, ada sejumlah kegiatan yang jadi prioritas baik di
bidang fisik, sosial budaya, ekonomi, maupun pemerintahan. Beberapa
prioritas kegiatan di bidang fisik, yakni peningkatan kualitas jalan,
trotoar dan drainase, pengembangan transportasi massal yang terintegrasi,
peningkatan akses sanitasi, penanganan kawasan kumuh, peningkatan akses
air bersih (100 – 0 -100), pembangunan Ruang Publik Kreatif dan
Peningkatan Infrastruktur Techno park Kota Cimahi. Di bidang fisik juga, yang jadi prioritas
adalah pengembangan fungsi RTH, revitalisasi Taman Kota dan
Cimahi Baranang, penataan kawasan fly
over Padasuka, Pembuatan TPST, Bank Sampah dan Reaktor Sampah Mini,
pembangunan Under Pass/ Fly Over
di Cimahi Tengah, pembangunan double
track jembatan Leuwigajah, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan
ruang, peningkatan kualitas lingkungan hidup, pengembangan sarana olahraga
terpadu, pengembangan infrastruktur komunikasi dan informasi.
Sementara di bidang ekonomi,
beberapa orioritas kegiatan, yakni optimalisasi Teknopark Kota Cimahi,
peningkatan kewirausahaan berbasis teknologi dan pengetahuan bagi UMKM dan
koperasi, pengembangan kawasan berbasis potensi lokal
(sentra-sentra), pengembangan
inovasi produk pada klaster-klaster, penggunaan teknologi produksi tepat guna
ramah lingkungan, pengembangan klaster perdagangan, apresiasi inovasi 4
klaster dan 3 sentra unggulan di Kota Cimahi dan peningkatan sarana
perekonomian.
Untuk prioritas kegiatan tahun 2017
di bidang sosial budaya, yakni pemerataan kualitas penyelenggaraan
pendidikan, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, jaminan Kesehatan
Nasional di Puskesmas dan jaringannya, penyuluhan Perilaku Hidup Bersih
Sehat (PHBS), Akademi Komunitas Negeri, penanganan PMKS, Link & Match
Pendidikan, pelatihan dengan dunia usaha dan dunia industri, pemberdayaan
masyarakat, perlindungan masyarakat dan anak, perluasan kesempatan kerja,
koordinasi penanggulangan kemiskinan, peningkatan peran serta pemuda, dan
perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan.
Sedangkan Kegiatan Prioritas Tahun
2017 di bidang Pemerintahan, adalah peningkatan kebangsaan dan
solidaritas, peningkatan lembaga kemasyarakatan, pembangunan data centre
terintegrasi, revitalisasi kelembagaan dan manajemen Pemerintahan,
pengendalian kependudukan, pemenuhan standar pelayanan publik, penegakkan
Peraturan Daerah, fasilitasi/pembentukan Kerjasama Antar Daerah, penataan
batas wilayah melalui mekanisme koordinat, pembinaan dan pengembangan
sistem komunikasi dan informasi serta dukungan pelaksanaan Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) Serentak.
Prioritas pembangunan tersebut,
menilik dari isu strategis Kota Cimahi Tahun 2017. Beberapa isu strategis ini,
yakni pemerataan kualitas pendidikan, pemerataan kualitas layanan
kesehatan, belum optimalnya pemberdayaan masyarakat, belum optimalnya
reformasi birokrasi, kurangnya daya saing masyarakat, tingginya kepadatan
penduduk, pemerataan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan,
peningkatan kualitas infrastruktur kota, sinergitas pembangunan antar sektor
dan wilayah belum optimal, kualitas lingkungan hidup dan penataan ruang yang
sinergis dan berkelanjutan, serta implementasi pelaksanaan Pemilihan
Kepala Daerah Serentak
Namun dalam melaksanakan
pembangunan, bukan berarti tidak akan ada permasalahan yang dihadapi. Beberapa
masalah tersebut, diantaranya belum optimalnya aksesibilitas serta
kualitas pendidikan dan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia, masih tingginya pertumbuhan penduduk, masih
rendahnya daya beli masyarakat dan tingginya kemiskinan serta
pengangguran, belum optimalnya layanan dan kualitas infrastruktur kota dan
sinergitas antar wilayah, dan belum optimalnya daya dukung dan daya tampung
lingkungan, serta pengendalian pemanfaatan ruang kota
Infrastruktur
Penunjang Gerak Ekonomi
Kemacetan lalulintas tidak
terbantahkan menghambat laju aktivitas masyarakat. Dari hari kehari dirasakan
semakin membebani masyarakat secara psikologis maupun ekonomis. Beban
masyarakat ini mau tidak mau, suka tidak suka akan beralih menjadi beban
pemerintah. Bagaimana roda pertumbuhan ekonomi akan melambat seiring dengan
pertambahan jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan pertambahan
infrastruktur yang tersedia.
Namun demikian pemerintah sebagai
regulator tidak berpangku tangan dilakukan berbagai upaya untuk mencari solusi
terbaik mengatasi kepadatan lalulintas. Untuk mengurai kemacetan, diperlukan
koordinasi berbagai peran pemerintah salah satunya dengan memaksimalkan
insfrastruktur jalan dan melakukan inovasi dengan menambah infrastruktur
penunjang seperti pembangunan fly over
maupun underpass. Terlebih kian hari
volume kendaraan terus meningkat hingga sarana jalanpun harus menyesuaikan.
Pemkot Cimahi sendiri sudah berpikir
kearah tersebut. Selaian membangun fly
over Padasuka, Pemkot Cimahi juga sudah memikirkan pembangunan jalur double track Leuwigajah dan Underpass di Cimahi Tengah.
Pembangunan fly over Padasuka yang
dimulai tahun 2016, sebenarnya harus beres di akhir tahun 2016. Namun karena
ada permohonan dari Kementerian Perhubungan yang meminta pengerjaan ditunda
selama dua minggu, dari tanggal 20 Desember 2016 sampai 8 Januari 2017 karena
padatnya angkutan natal dan tahun baru 2017.
"Sebenarnya pengerjaan sudah 97
persen, dan kita optimis selesai di akhir tahun. Tapi kami menerima surat dari
Kementerian Perhubungan bahwa selama musim libur panjang arus kereta api akan
padat dan akan membahayakan apabila pengerjaan proyek tidak dihentikan
sementara. Oleh karena itu pengerjaan dihentikan pada tanggal 20 Desember 2016
sampai 8 januari 2017," kata Benny Bachtiar, Assiten II bidang ekonomi dan
pembangunan, Kota Cimahi.
Sayangnnya untuk penyelesaian di
tahun 2017, lanjut Benny, pihaknya tidak memasukan anggarannya ke APBD Cimahi
2017. Karenanya anggaran untuk penyelesaian, pihaknya akan mengajukan kembali
di anggaran perubahan 2017.
"Kita tidak memasukan ke APBD
2017, karena yakin fly over Padasuka
selesai di tahun 2016," ujarnya.
Semetara untuk pembangunan double track Leuwigajah dan underpass Cimahi Tengah, pihaknya terus
berkoordinasi dengan Pemprov Jabar. Hal ini dikarenakan untuk pembangunannya
akan menggunakan pembiayaan bersumber dari APBD Prov Jabar sehingga terus
berkoordinasi untuk setiap perkembangan.
Double track ini diharapkan akan efektif
untuk meminimalisir kemacetan di sekitar wilayah leuwigajah. Sedangkan untuk
mengantisipasi kemacetan di Cimahi Tengah, hasil kajian sementara dibangun underpass dibandingkan fly over. Apalagi
ada masukan dari pihak TNI kalau dibangun fly over bisa mengganggu fasilitas dan
mobilitas TNI. Begitu pula untuk rencana Underpass ini pembangunannya akan menggunakan APBD provinsi sama
dengan double track.