CIMAHI
- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi mencatat,
sebanyak 2.765 Kepala Keluarga (KK) dengan 9.371 jiwa di Kota Cimahi
terdampak bencana kekeringan sepanjang kemarau ini.
Jumlah
terdampak kekeringan tersebar di tiga kecamatan se-Kota Cimahi. Di
Kecamatan Cimahi Utara, total ada 651 KK dan 2.277 jiwa yang terdampak.
Di Kecamatan Cimahi Tengah ada 928 KK dengan 3.308 jiwa.
"Kemudian
di Cimahi Selatan itu paling banyak yang terdampak. Ada 1.190 KK dan
3.785 jiwa," terang Sekretaris BPBD Kota Cimahi, Ajat Sudrajat saat
dihubungi via sambungan telepon, Sabtu (5/10/2019).
Sebagai upaya
penanganan kekeringan seperti kesulitan air bersih, BPBD bekerja sama
dengan instansi terkait seperti Unit Pelaksana Teknis (UPT) Air Minum
serta Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cimahi rutin melakukan distribusi
air bersih ke daerah terdampak.
Sampai akhir September 2019,
tercatat total sudah 1.741.000 liter air yang didistribusikan kepada
daerah yang mengajukan permohonan bantuan air. Rinciannya, untuk Cimahi
Utara sebanyak 542.000 liter air, Cimahi Tengah 470.000 liter air dan
679.000 liter air.
"Kemudian kita juga distribusikan ke sekolah yang memang ada yang terdampak kekeringan," kata Ajat.
Dikatakan
Ajat, bencana kekeringan tidak hanya berdampak terhadap kesulitan air
bersih saja, tapi juga totok hotspot atau titik panas yang meningkat.
Akibatnya, kebakaran seperti pada alang-alang di lahan kosong selalu
terjadi.
"Kemarin juga lahan kosong di Cipageran kebakaran. Meski
jauh dari warga tapi itu membuktikan titik panas musim kemarau ini
meningkat," ujarnya.
Dikatakannya, musim kemarau tahun ini
tergolong panjang. Menurut rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), perkiraan musim kemarau akan berakhir hingga Oktober
ini.
"Saya sudah sharing dengan BMKG terkait dengan curah hujan.
Sekarang udah masuk pancaroba, peralihan kemarau ke musim hujan. Ada
potensi hujan gerimis," jelas Ajat.
Terpisah, Kepala UPT Air
Minum pada Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi,
Dede M Asrori menyebutkan, stok air yang dikelola pihaknya masih sangat
aman untuk membantu kebutuhan masyarakat yang terdampak kekeringan.
"Airnya masih aman. Malah produksi airnya ada peningkatan 5 persen," ucapnya.
Sekedar
informasi, Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) yang dikelola UPT Air
Minum DPKP Kota Cimahi yang terdapat di Kompleks Perkantoran Pemkot
Cimahi, Jalan Rd. Hardjakusumah memiliki kapasitas hingga 50 liter per
detik. Kapasitas sebanyak itu baru terpakai untuk 2.800 lebih pelanggan,
dari kapasitas maksimal 5.000 pelanggan.