CIMAHI
- Stok labu darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat, Kota
Cimahi dipastikan mencukupi sampai akhir tahun. Sebab, setiap bulannya
produksi darah yang dihasilkan mencapai 970-1.000 kantung darah.
Kepala
Instalasi Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD Cibabat, dr. Tri Sumartina
mengatakan, stok darah yang dihimpun itu cukup untuk memenuhi kebutuhan
darah di RSUD Cibabat. Bahkan bisa menyuplai kebutuhan darah di
eksternal rumah sakit.
"Total sekitar 970 sampai 1.000-an perbulannya. Kebutuhan darah internal untuk semua kasus itu rata-rata di 700 sampai 800.
Kelebihannya kadang kita tawarkan ke rumah sakit sekitar yang perlu darah," terangnya, Senin (18/11/2019)
Dikatakannya,
stok labuh darah yang dimiliki RSUD Cibabat itu tidak terlepas dari
kolaborasi yang baik antara UTD RSUD Cibabat dengan Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), para pendonor dan instansi terkait lainnya
seperti Palang Merah Indonesia (PMI). Bahkan, agar stok darah tetap
terjaga pihaknya menjalankan jemput bola pelayanan donor darah keliling.
"Memang
kita banyak stok darah karena kita ada mobile unit ke luar ke lapangan.
Alhamdulillah ada 50 kelompok donor darah yang rutin. Ada yang setahun
dua kali donor darah tapi banyak juga yang tiap tiga bulan," ungkapnya.
Ketersediaan
labuh darah di UTD RSUD Cibabat semakin terjamin sejak dibuatnya
inovasi 'Mpok Narkoci'. Inovasi tersebut dibuat sebagai upaya untuk
menurunkan angka kematian ibu yang disebabkan kekurangan darah.
Tina,
sapaan Tri Sumartina menjelaskan, inovasi itu berawal dari intruksi
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar ibu hamil mendapat pembinaan di
Puskesmas. Sebab Puskemas mengalami kendala, akhirnya dikerjasamakan
dengan UTD RSUD Cibabat sehingga terbetuklah 'Mpok Narkoci'.
Dikatakannya,
program tersebut sudah berjalan. Para pendonor itu setiap dua bulan
sekali ada jadwal khusus untuk donor darah secara berkelanjutan.
Pendonornya adalah masyarakat yang dijadikan pendonor tetap oleh ibu
hamil. Jadi, ketika ibu hamil itu membutuhkan darah sudah tersedia
pendonornya.
"Ini inovasi dan modifikasi antara program pemerintah untuk menekan angka kematian ibu," ujar Tina.
Pelaksana
Tugas (Plt) Direktur Utama RSUD Cibabat, Reri Marlia memastikan bahwa
semua tranfusi darah yang dikelola Instalasi UTD RSUD Cibabat bebas dari
penularan virus HIV. Sebab, proses proses donor darah sudah melalui
proses skrining menggunakan reagen untuk mendeteksi virus HIV, Hepatitis
B (HBV) dan Hepatitis C (HCV).
"Dipastikan aman. Dari awal udah skrining, jadi betul-betul si darah itu steril," tegas Reri.