CIMAHI
UTARA, DISKOMINFOARPUS – Sebagai salah satu daerah
yang wilayahnya bersinggungan dengan sesar atau patahan Lembang, Kota Cimahi dapat
ditimpa bencana gempa bumi kapanpun tanpa ada peringatan awal sama sekali. Oleh
karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi menghimbau warga Cimahi agar waspada
terhadap potensi bencana gempa bumi yang bersumber dari aktivitas sesar atau
patahan Lembang tersebut.
Demikian diutarakan oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Wali
Kota Cimahi, Ngatiyana, ketika ditemui di ruang kerjanya pada Selasa (26/01).
Dikatakan Ngatiyana, berdasarkan informasi yang
diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), jarak Kota
Cimahi dari lintasan Sesar Lembang hanya sekitar 3 kilometer di sebelah utara.
Sedangkan untuk Cimahi wilayah selatan berjarak sekitar 12 kilometer. Sejalan
dengan itu, pelepasan energi yang berdampak kepada gempa bumi akibat pergerakan
Sesar Lembang sangat sulit untuk diprediksi. Dalam kondisi seperti itu, masyarakat
diminta tetap waspada dan mempersiapkan segala sesuatunya sejak awal demi
menghindari jatuhnya korban jiwa manakala bencana tersebut benar-benar terjadi.
“Kalau di utara ini daerahnya Pegunungan atau bebatuan
yah tetapi kalau di selatan itu
identik dulunya merupakan cekungan bekas danau purba. Kalau terjadi gempa dapat
sama-sama akan menimbulkan goncangan yang begitu besar. Sehingga imbanglah
antara utara dan selatan ini karena termasuk zona merah yang sama-sama riskan
terhadap resiko gempa dari Sesar Lembang ini,” papar Ngatiyana.
Ngatiyana mengklaim, pihaknya telah melakukan
langkah-langkah antisipatif untuk meminimalisir potensi bencana yang dapat
ditimbulkan oleh aktivitas Sesar Lembang. Salah satunya adalah dengan
memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi untuk melakukan
edukasi kepada masyarakat terkait langkah-langkah persiapan dalam menghadapi
kemungkinan terjadinya gempa bumi. Disamping itu, Ia juga meminta agar
tenaga-tenaga kesiapsiagaan bencana di Kota Cimahi dapat dioptimalkan untuk
meningkatkan kesadaran di tengah masyarakat tentang hal-hal yang perlu
dilakukan dalam rangka penanggulangan bencana. Adapun untuk kegiatan
sosialisasi atau simulasi yang menghadirkan kerumunan massa, Ia mengaku tidak
akan menempun metode seperti itu karena dianggap terlalu riskan di tengah masa pandemic Covid-19 saat ini.
“BPBD sudah siap menggerakkan tenaga-tenaga kesiapsiagaan bencana yang selama ini sudah dilatih dan dididik, termasuk Kelurahan Siaga Bencana, Tagana, Katana, dan sebagainya untuk turun langsung ke masyarakat, nanti BPBD juga akan ke sekolah-sekolah baik SD, SMP maupun SMA, juga termasuk satuan-satuan TNI, Polri dan instansi-instansi masyarakat sipil. Semuanya supaya diberikan edukasi bahwa setiap saat dapat terjadi bencana gempa akibat pecahan sesar lembang,” terang Ngatiyana.
Sementara itu, dalam Siaran Pers yang diterima oleh
Diskominfo Kota Cimahi, Kepala Stasiun BMKG Bandung Teguh Rahayu menyatakan,
dari tahun 2012 hingga saat ini belum ada aktivitas gempa bumi dari Sesar
Lembang. Namun demikian, sampai saat ini belum ada alat ataupun metode yang
dapat memprediksi kapan bencana gempa bumi akan terjadi. Oleh karena itu,
informasi yang menyatakan bahwa tahun 2021 Sesar Lembang akan melepaskan energy yang dikumpulkannya sejak tahun
2012-hingga sekarang adalah informasi yang tidak benar atau hoax.
“Potensi kegempaan Sesar Lembang ada, hanya kapan
waktunya, berapa besar magnitudonya, belum bisa diprediksi. Potensi kekuatan
gempa bumi maksimumnya 6,8-6,9 Mw. Tapi bisa saja energy yang di-release
hanya 40% atau 50% dari energy maksimumnya,” ujarnya. (BIDANG
IKPS)