Loading...

Cegah Stunting, Ini yang Dilakukan Dinkes Kota Cimahi

Sadli 03 Juni 2021 1903 kali dilihat
Bagikan:
Cegah Stunting, Ini yang Dilakukan Dinkes Kota Cimahi

CIMAHI - Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi berkomitmen menuntaskan permasalahan gizi buru di Kota Cimahi. Pasalnya, permasalahan gizi buru sangat berpengaruh terhadap kasus stunting.

Apalagi data menunjukan kasus stunting di Kota Cimahi terus mengalami kenaikan. Tahun 2020, Dinas Kesehatan Kota Cimahi mencatat jumlah balita stunting mencapai 3.520 jiwa, atau 10,89 persen dari total balita yang mencapai 32.327 jiwa di Kota Cimahi.

Namun jumlahnya naik tahun 2021 menjadi 3.786 balita atau 11,78 persen dari total 32.139 balita di Kota Cimahi. Data terbaru itu yang terhimpun hingga Februari 2021.

"Kalau dari 2020 angkanya memang naik. Tapi datanya belum divalidasi semuanya sama petugas kesehatan," terang Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Indah Gilang Indira, Kamis (3/6/2021).

Dikatakannya, data tersebut dihimpun dari para kader di lapangan. Namun ketika data yang masuk meragukan, kata Indah, biasanya akan dilakukan validasi ulang oleh petugas kesehatan.

Namun, validasi yang dilakukan petugas kesehatan dikaui Indah kurang maksimal ditengah pandemi COVID-19 ini. "Kalau ada yang meragukan biasanya divalidasi, dilihat lagi apakah memang benar segitu (ukuran tubuh). Pandemi gak maksimal validasi," sebut Indah.

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi. Akibatnya, ukuran tubuh anak menjadi lebih rendah atau pendek dibandingkan anak seusianya.

"Stunting dilihat dari berat badan, tinggi badan ada standanrnya. Gak sesuai ukuran rata-rata, itu yang namanya stunting," jelas Indah.

Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Dikke Suseno Isako mengatakan, gagal tumbuh hingga menyebabkan stunting pada balita dikarenakan asupan gizi yang tidak maksimal, anemia pada ibu hingga memiliki komorbid seperti TBC.

"Sebelum ibu mengandung suka anemia, terus ada penyakit penyerta misal TBC kronis. Tapi Kebanyakan anemia dan asupan gizi," beber Dikke.

Kondisi ibu saat mengandung nantinya akan berpengaruh pada anak saat dilahirkan. "Pas lahir itu biasanya berat lahirnya rendah. Jadi harus diberi asupan gizi yang baik," ujarnya.

Maka agar anak tidak terlahir stunting, pencegahan harus dilakukan sejak ibu mengandung. Dari mulai asupan gizi yang baik dan minimal memeriksakan minimal empat kali ke dokter atau fasilitas kesehatan lainnya selama masa kehamilan.

"Saat mengandung harus diperiksakan kehamilannya minimal 4 kali selama mengandung," imbuh Dikke.