Loading...

Disdagkoperind Kota Cimahi Pastikan Pedagang Tahu dan Tempe Sudah Berjualan Lagi

Sadli 24 Februari 2022 664 kali dilihat
Bagikan:
Disdagkoperind Kota Cimahi Pastikan Pedagang Tahu dan Tempe Sudah Berjualan Lagi


CIMAHI - Dinas Perdagangan Koperasi UMKM dan Perindustrian (Disdagkoperind) Kota Cimahi memastikan tahu dan tempe sudah tersedia kembi di pasar-pasar tradisional di Kota Cimahi.

Hal tersebut dipastikan berdasarkan pemantauan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar pada Disdagkoperind Kota Cimahi pada Kamis (24/2/2022). Sebelumnya, komoditas tahu dan tempe menghilang dari pasaran selama tiga hari.

"Teman-teman sudah cek di lapangan, pedagang tahu dan tempe sudah beraktivitas kembali," kata Kepala Disdagkoperind Kota Cimahi, Dadan Darmawan.

Sebelumnya, para pedagang tahu dan tempe tidak berjualan sejak Senin (21/2/2022) setelah tidak mendapat pasokan dari pengrajin yang sedang mogok produksi akibat naiknya harga kedelai.

"Iya udah jualan lagi. Kemarin 3 hari off karena kan dari sannaya enggak produksi," kata Dani Ramdhani (44), salah seorang pedagang tahu dan tempe.

Namun, harga jual tahu dan tempe kini naik Rp 500. Untuk tahu ukuran kecil, pedagang kini menjual dengan harga Rp 3.500 dari sebelumnya Rp 3.000 per bungkus untuk isi 10 biji.

"Kalau yang ukuran sedang itu jadi Rp 5 ribu dan ukuran besar Rp 6 ribu per bungkus. Naik Rp 500," ucap Dani.

Kondisi naiknya harga itupun sangat berdampak terhadap penjualan. Menurut Dani, kini pembeli mulai mengurangi jumlah pembeliannha baik untuk tahu maupun tempe. "Misalnya yang biasanya beli 10 bungkus, sekarang jadi 8 bungkus tahu," tuturnya.

Untuk harga tempe pun naik Rp 500 per batangnya. Kini rata-rata ia menjual tempe Rp 8.000 dari harga sebelumnya yang hanya Rp 7.500 per batang. "Iya dinaikin karena dari produsennya udah naik karena kedelai mahal. Saya dikirim dari Lembang," ujar Dani.

Dani melanjutkan, selama tidak berjualan tiga hari, ia kehilangan pendapatan hingga Rp 9 juta. Sebab, sebelumnya rata-rata omzet yang didapatnya dari berjualan tahu dan tempe mencapai Rp 2-3 juta setiap harinya.

"Saya biasanya omzet Rp 3 juta per hari, berarti hilangnya pendapatan Rp 9 juta selama enggak jualan. Tahun lalu juga sama pernah mogok kaya gini," tandasnya.