CIMAHI.- Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi melakukan monitoring ketersediaan dan harga kebutuhan pokok masyarakat jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada Selasa (14/12/2024) di Pasar Cimindi.
"Tentunya untuk membahas kondisi inflasi dan juga perkembangan harga-harga serta ketersediaan bahan pokok," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Cimahi Dicky Saromi usai meninjau Pasar Cimindi.
Dikatakan Dicky, dari hasil monitoring lapangan, hasilnya hampir sama dari informasi yang diperoleh setiap hari Senin. Diantaranya pembahasan mengenai minyak kemasan. "Nah, tadi saya lihat memang harga minyak makan yang kemasan memang masih agak sulit. Beberapa tidak begitu lancar dalam hal pasokan-pasokannya meskipun harga masih terjaga," ucapnya.
Berkenaan kendala pasokan tersebut, dia mengatakan, akan menjadi masukan dalam rapat para kepala daerah dengan Kemendagri pada hari Senin mendatang. "Untuk memperlihatkan rantai pasokan atau distribusi khusus minyak kemasan ini yang perlu diperbaiki," kata dia.
Sementara untuk komoditas minyak curah, dia menyatakan, dalam pendistribusiannya aman namun, harganya mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan minyak kemasan.
Selain itu, lanjut Dicky, untuk komoditi lain, pihaknya melihat hampir stabil semuanya tidak ada kenaikan berarti dan pasokan juga aman. "Hanya beberapa yang berkaitan dengan komoditi cabai seperti cabe domba yang mengalami kenaikan luar biasa bahkan di atas Rp60 ribuan, cabe merah keriting dan cabe tanjung yang juga naik 15 sampai 20 persen," terangnya.
Komoditi lain yang mengalami kenaikan, Yakn ikan. Terutama ikan bawal dan ikan nila. "Mungkin karena banyak orang yang membelinya," imbuhnya.
Kendati beberapa komoditi mengalami kenaikan, dia mengungkapkan, harga daging sapi mengalami penurunan akan tetapi untuk beras per karung mengalami kenaikan Rp5 ribu sedangkan beras yang curah tidak mengalami kenaikan harga.
"Jadi naiknya Rp5 ribu untuk beras karungan masih dalam batas kewajaran hanya beras ketan yang naik karena pasokan yang belum tersedia pada waktunya," ujarnya.
Fenomena kenaikan harga beras ketan, dia menjelaskan, tidak terlepas dari curah hujan yang tinggi yang membuat ketersediaanya tidak seperti di musim kemarau. "Karena ada yang mengalami kebusukan dan sebagainya, jadi itu memengaruhi harga," ucapnya.