Loading...

Wakil Wali Kota Cimahi Tinjau Langsung Pembersihan Drainase di Jalan Nasional Amir Machmud

Adhy Rahadhyan S.I.Kom 20 Mei 2025 741 kali dilihat
Bagikan:
Wakil Wali Kota Cimahi Tinjau Langsung Pembersihan Drainase di Jalan Nasional Amir Machmud

CIMAHI — Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira, bersama jajaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP), serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, melakukan peninjauan langsung ke titik-titik genangan air di sepanjang Jalan Nasional Amir Machmud, kawasan Cibabat, Kota Cimahi, Senin (19/05).

Peninjauan ini dilakukan sebagai respons cepat atas keluhan masyarakat mengenai seringnya terjadi genangan air yang mengganggu mobilitas dan menimbulkan kemacetan setiap kali turun hujan.

“Beberapa titik di Jalan Amir Machmud selalu tergenang saat hujan deras. Padahal ini jalur vital. Maka dari itu, kita bersihkan drainase secara bertahap, meski ini sebenarnya berada di bawah kewenangan pemerintah pusat,” ujar Adhitia.

Menurutnya, langkah awal yang diambil Pemkot Cimahi adalah pemetaan area terdampak serta pengkajian solusi teknis berupa sistem water trapping dengan membangun ground tank di sejumlah titik rawan banjir. Teknologi ini diharapkan mampu mengurangi volume genangan air di jalan maupun limpahan ke permukiman warga.

Selain itu, Pemkot Cimahi juga berencana menormalisasi saluran-saluran air di lingkungan warga yang tersambung ke Sungai Cimahi. Namun, proses ini menemui kendala berupa bangunan liar yang berdiri di atas saluran air sehingga Pemkot Cimahi juga akan melakukan intervensi pada bangunan yang menutupi saluran-saluran air tersebut.

“Beberapa saluran tertutup bangunan warga. Kami akan koordinasikan dengan pusat untuk penertiban, karena ini menghambat normalisasi,” tambahnya.

Dalam peninjauan tersebut, ditemukan material sedimen yang menumpuk dalam jumlah besar di drainase. Dari kedalaman ideal 1,5 meter, kini hanya tersisa sekitar 70 sentimeter. Sedimen tersebut diyakini terbawa dari wilayah hulu akibat minimnya kerja sama lintas wilayah dalam pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai). Menurutnya, salah satu penyebab tidak optimalnya drainase yang ada salah satunya adalah adanya endapan sedimen tersebut. Oleh karenanya pembersihan sedimen menjadi salah satu strategi penanggulangan banjir di Kota Cimahi. 

Adhitia juga menjelaskan estimasi kebutuhan anggaran sebesar Rp80 miliar dibutuhkan untuk menuntaskan seluruh persoalan banjir ini, mencakup normalisasi dan pembangunan baru saluran air. Meski tergolong besar, Adhitia menyatakan komitmennya bersama Wali Kota Cimahi untuk menyelesaikan setidaknya 60–70 persen dalam masa jabatan lima tahun ke depan.

“Kita coba kaji dulu, semoga di 2026 bisa kita terapkan water trap berupa ground tank di beberapa titik yang sering terjadi genangan,” tandasnya optimis.