Loading...

Gagal Paham Terhadap Micin? Ini Fakta Kebenarannya!

Administrator 07 November 2018 98396 kali dilihat
Bagikan:
Gagal Paham Terhadap Micin? Ini Fakta Kebenarannya!
Micin atau secara ilmiah disebut monosodium glutamate (MSG) diakui sebagai salah satu jenis rasa di antara rasa lainnya, yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Jenis rasa tersebut timbul dari glutamat dan dikenal sebagai rasa umami. 

MSG memang dapat menjadikan masakan menjadi lebih nikmat, tetapi banyak orang berpendapat bahwa micin sebagai penyedap rasa adalah racun berbahaya. Malah sudah menjadi pendapat banyak orang bahwa micin membuat anak bodoh. Bahkan, micin juga disinyalir bisa memicu kemandulan, obesitas, diabetes, sampai kanker. 

Jika  memang MSG berbahaya, tentu Badan Pengawas Obat dan  Makanan di Indonesia sudah menariknya dari peredaran. Kalau MSG memang pemicu kebodohan, mengapa orang Jepang yang terkenal cerdas justru gemar menambahkan MSG ke dalam makanan mereka? Sebelum termakan isu-isu yang tidak jelas, yuk, simak kebenaran soal micin berikut ini.

Manfaat Glutamat bagi Tubuh
Glutamat adalah asam amino yang dibutuhkan sel-sel pencernaan untuk menjalankan proses metabolisme karena berperan dalam pembentukan protein. Selain membantu pengiriman sinyal-sinyal dalam otak, glutamat juga membantu Anda untuk fokus dan berkonsentrasi. Micin termasuk zat alami bergizi yang membantu penyerapan nutrisi secara maksimal ke dalam tubuh, juga bermanfaat untuk meningkatkan fungsi otak dan otot. 

Bahan makanan yang mengandung glutamat misalnya: tomat, jamur, keju, daging, asparagus, dan kecap. Sedangkan MSG diproduksi dari tetes tebu atau tepung tapioka. Proses  produksi dilakukan melalui fermentasi mikroba, yaitu metode yang umum digunakan untuk mengolah makanan seperti tempe, keju, dan tape. 

Batas Aman MSG 
WHO merekomendasikan batas aman konsumsi MSG adalah 6 gram per hari, sedangkan Menkes RI merekomendasikan batas aman MSG sebanyak 5 gram per hari. Rata-rata orang Indonesia hanya mengonsumsi 0,65 gram MSG setiap harinya. Artinya, masih di bawah batas maksimal 5 atau 6 gram per hari.

MSG Bermanfaat bagi Kesehatan
 Rumah-rumah sakit menggantikan garam dalam pengolahan makanan untuk pasien dengan monosodium glutamat karena MSG mengandung lebih sediki natrium dibandingkan garam dapur biasa. Oleh karena itu, penyedap rasa menjadi lebih aman untuk pasien pengidap hipertensi atau yang harus menghindari garam dalam dietnya. Kandungan natrium pada MSG hanya sebesar 12%, sedangkan pada garam meja mencapai 40%.

ASI Ternyata Mengandung MSG 
Micin yang selama ini disalahpahami begitu banyak orang terkandung dalam ASI, lo.  The American Academy of Pediatrics mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa MSG atau micin tidak memiliki dampak buruk yang signifikan pada ibu menyusui dan bayi ASI yang ibunya terpapar MSG. Buktinya, MSG terdapat dalam ASI secara alami dan kandungannya 10 kali lipat dibanding susu sapi.

MSG si Penggugah Selera Makan
Keberadaan MSG dapat membuat cita rasa makanan menjadi lebih nikmat, bahkan dapat membuat nafsu makan bertambah. Hal yang menarik adalah MSG dapat membantu lansia agar dapat makan lebih baik di mana pada usia mereka terjadi penurunan kemampuan lidah. Kehadiran MSG akan membantu mereka bisa mengonsumi makanan dalam jumlah yang cukup.

Nah, Anda tak perlu kuatir dan salah paham pada isu kesehatan yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sebenarnya, MSG hanya garam penyedap rasa, bukan racun penyebab penyakit mematikan sebagaimana yang selama ini diisukan. Barangkali, Anda sudah  merasa lebih aman untuk mengonsumsi makanan ber-MSG. Namun, sebaiknya Anda menakar batas aman penggunaannya dan harus tetap seimbang dengan penggunaan bumbu dapur lainnya. (AH)

image source: https://www.foodnavigator.com/Article/2015/10/07/Does-MSG-have-a-future-in-Europe-as-umami-gains-flavour-favour