Loading...

Hikmah Mengucapkan Salam

Administrator 09 Desember 2018 69423 kali dilihat
Bagikan:
Hikmah Mengucapkan Salam
Salah satu akhlak mulia orang-orang beriman dalam hubungan sosial dengan orang lain adalah mengucapkan salam. Baik itu ucapan salam untuk bertegur sapa dan mendoakan orang lain yang berpapasan maupun secara perbuatan dengan senantiasa menebarkan makna salam berupa kedamaian, keselamatan, dan doa terbaik dalam kehidupan.

Imam Malik mengisahkan pengalamannya dalam kitab al-Muwatha', At- Thufail bin Ubay bin Ka'ab pernah mendatangi Abdullah bin Umar, lalu ia pergi bersamanya ke pasar. Setiap kali keduanya pergi ke pasar, Abdullah bin Umar selalu mengucapkan salam kepada siapa pun yang ditemui, orang yang dia kenal, orang asing, para pedagang maupun orang miskin yang ia temui. Pada hari yang berbeda, At-Thufail kembali datang ke tempat Abdullah bin Umar, lalu ia meminta supaya ath-Thufail menemaninya ke pasar.

At-Thufail berkata, sebenarnya apa yang akan Anda lakukan di pasar? Sedangkan Anda tidak menjual barang dagangan, tidak pula menanyakan harga suatu barang untuk dibeli, tidak pula berpencaharian mencari rezeki di pasar itu, juga tidak pernah duduk-duduk di pasar. Duduk sajalah di sini dan mari kami diskusi, ngobrol sejenak, dan bercengkerama sewajarnya.

Abdullah bin Umar berkata, Hai Ath- Thufail, sesungguhnya kita pergi ke pasar itu untuk menebarkan salam kepada siapa saja yang bertemu dengan kita. Dari cerita ini, kita bisa melihat kebiasaan Abdullah bin Umar atau Ibnu Umar, putra Umar bin al-Khathab sekaligus sahabat dekat Nabi. Ia biasa mengajak At-Thufail untuk pergi ke pasar bukan untuk melakukan aktivitas dagang, melainkan untuk menebarkan salam, yakni mengucapkan salam kepada setiap orang yang ditemuinya.

Hal ini sesuai dengan pesan yang disampaikan Nabi Muhammad saw kepada seorang lelaki yang bertanya kepada beliau tentang amalan apa yang paling baik dalam Islam. Beliau menjawab, Engkau memberikan makanan kepada orang lain dan engkau mengucapkan salam kepada orang yang sudah engkau kenal dan orang yang belum engkau kenal. (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Dengan mengucapkan salam, berarti seseorang telah mendoakan orang lain agar selamat. Salam juga merupakan bentuk sapaan terhadap orang lain. Islam sangat menganjurkan untuk mengucapkan salam, mengingat ucapan salam di dalamnya terkandung doa. Salam dalam hal ini mengandung dua hal sekaligus yaitu doa dan sapaan.

Apabila sapaan bisa jadi hanya disampaikan kepada orang yang sudah kita kenal, sedangkan salam dianjurkan untuk disampaikan kepada orang yang sudah kita kenal maupun orang yang belum kita kenal karena di dalamnya adalah doa untuk semua orang. Sejatinya setiap orang yang bertemu dengan kita di manapun, senantiasa kita doakan dengan kebaikan dan keselamatan.

Dengan demikian, salam bisa menjadi penguat tali persaudaraan, tali silaturahmi, tali kasih sayang di antara sesama umat manusia. Semakin sering salam kita ucapkan, semakin kuat juga kasih sayang serta ikatan dan persaudaraan kita. Sebaliknya, semakin jarang kita mengucap salam, maka kasih sayang dan persaudaraan kita dapat melemah bahkan retak.

Di samping itu juga, salam merupakan sarana komunikasi yang paling efektif untuk memperkuat dan meneguhkan ikatan sosial. Salam dapat mendekatkan jarak atau gap sosial yang mulai melebar di era saat ini. Salam akan membuat orang yang tadinya tak kenal menjadi kenal dan memperkuat hubungan orang yang sudah dikenal. Salam juga melunturkan permusuhan, dan kecurigaan di antara sesama.

Kita semua berharap agar masing-masing kita terhindar dari hal-hal yang buruk dalam kehidupan. Orang yang ingin selamat atau berhasil dalam hidupnya sangat membutuhkan kehadiran orang lain yang mendukungnya. Dukungan tidak hanya bersifat materi, tetapi juga nonmateri dalam bentuk doa seperti salam. Salah satu nama Allah adalah as-Salam. Menebarkan salam berarti juga bentuk meneladani nama Allah yang indah (Asmaul Husna). (AH)

image source: https://plus.google.com/+iloveislaminfo/posts/FmrZyv1HvNd