Setelah sukses dengan Asian Games, Indonesia kali ini menggelar Asian Para Games 2018. Asian Para Games adalah pertandingan olahraga untuk para penyandang disabilitas se-Asia. Indonesia adalah negara ketiga yang menggelar acara ini setelah Tiongkok dan Korea Selatan. Indonesia juga merupakan negara pertama tempat pelaksanaan Asian Para Games di wilayah Asia Tenggara.
Pelaksanaan Asian Para Games diawali dengan kirab obor yang dilaksanakan pada 5 September 2018 di Solo. Dari delapan kota yang menjadi tujuan kirab obor, Solo adalah kota pertama. Sementara kota lainnya adalah Ternate, Makassar, Bali, Pontianak, Medan, Pangkal Pinang, dan terakhir adalah Jakarta.
Kota Solo dipilih sebagai kota pertama dalam rangkaian pawai obor Asian Para Games 2018 karena Solo adalah kota yang istimewa. Apa saja sih, keistimewaan kota Solo? Simak, yuk!
Kota Sejarah bagi Atlet Disabilitas di Indonesia
Menurut Raja Sapta Oktohari, Presiden Inapgoc (Panitia Penyelenggara Asian Para Games), Solo adalah kota sejarah bagi para atlet penyandang disabilitas. Di kota inilah markas NPC berdiri. Di kota ini pula, para atlet disabilitas menjalani program pelatnas.
Api abadi dalam pawai obor Asian Para Games 2018 diketahui berasal dari Mrapen, Grobogan, yang diambil oleh Sekjen Inapgoc, Bayu Rahadian. Api tersebut dimasukkan dalam lentera berwarna emas dan diarak menggunakan kereta kencana.
Lentera kemudian dibawa ke kantor NPC (National Palaympic Committee) untuk diserahkan kepada ketua NPC, Senny Marbun, dan selanjutnya diarak mengelilingi kota Solo. Masyarakat tampak sangat antusias menyambut kirab obor ini.
Pembawa obor di antaranya adalah atlet para atletik Nada Mei Solihah, Zaenal Arifin, dan Rizal Bagus. Tak ketinggalan pula selebriti tanah air sebagai duta obor Asian Para Games 2018, Betrand Antholin. Tokoh masyarakat lainnya adalah Wakapolda Jawa Tengah, Brigjen pol Ahmad Lutfi, Kasdam IV Diponegoro Brigjen Bakti Agus Fadjari, Wakajati Jawa Tengah, Syah Arwan, dan Menteri Puan Maharani.
SKO didirikan di Kota Solo
Pada tahun ini, tepatnya pada bulan Juli 2018, Menpora bekerjasama dengan Mendikbud mendirikan SKO atau Sekolah Khusus Olahraga. SKO adalah sekolah khusus bagi para atlet penyandang disabilitas yang terpilih. Para atlet ini berasal dari seluruh pelosok tanah air. Di sana, atlet-atlet muda tersebut akan menjalani pendidikan dan latihan khusus agar semakin berprestasi.
Dengan adanya SKO, maka kota Solo akan dijadikan rujukan masyarakat dunia karena atlet-atlet berkebutuhan khusus juga bisa bertanding selayaknya atlet normal. Demikian pula dengan Asian Para Games 2018 yang diharapkan dapat menggelorakan semangat kepedulian bagi penyandang disabilitas di Indonesia, Asia, juga dunia.
Solo Adalah Kota Penyelenggara PON Pertama
Pada tanggal 8-12 September 1948, PON atau Pekan Olahraga Nasional diselenggarakan untuk pertama kalinya di Kota Solo. Kota Solo mempunyai stadion berskala nasional bernama Stadion Sriwedari. Stadion Sriwedari dianggap mempunyai kolam renang dan fasilitas olahraga terbaik kala itu. Selain itu, pengurus besar PORI berkedudukan di kota Solo. Maka tak heran, Solo adalah kota cikal bakal lahirnya olahraga di Indonesia dan sebagai saksi momentum lahirnya perolahragaan Indonesia. Hari Olahraga Nasional pun ditetapkan pada tanggal 9 September, bertepatan dengan pembukaan PON pertama.
Itulah tiga keistimewaan Kota Solo hingga dipilih sebagai kota pertama kirab obor Asian Games 2018. Dari Solo, lahirlah sejarah olahraga Indonesia. Dari Solo pula, semangat kesetaraan ditunjukkan untuk para penyandang disabilitas. Kota ini juga menjadi pertanda dimulainya gelaran pertandingan olahraga untuk atlet disabilitas terbesar kedua sedunia.
Semoga kesuksesan Asian Games kemarin juga menular pada atlet Asian Para Games sehingga membawa nama Indonesia menggaung di Asia. (AH)
image source: https://sports.sindonews.com/read/1335323/51/solo-jadi-kota-pertama-disinggahi-obor-asian-para-games-2018-1535978043