Elpiji merupakan merk dagang dari perusahaan minyak dan gas BUMN PT. Pertamina. Elpiji kini telah menjadi salah satu jajaran kebutuhan pokok bagi masyarakat, baik untuk kebutuhan rumah tangga, usaha kecil dan menengah, usaha komersial, industri, bahkan untuk kebutuhan kesehatan. Pada saat Elpiji mengalami kelangkaan atau kenaikan harga, pasti akan terjadi gejolak di masyarakat.
Sekitar tahun 2007, Elpiji dijadikan program pemerintah, yaitu sebagai pendukung utama konversi bahan bakar. Masyarakat yang saat itu lebih banyak menggunakan minyak tanah digiring untuk mengganti bahan bakar dengan Elpiji 3 kg. Sejak itu, sering terdengar berita kecelakaan pemakaian tabung gas Elpiji. Selain itu, ramai pula beredar berita-berita yang menyeramkan tentang tabung Elpiji. Padahal, kecelakaan tersebut terjadi akibat berbagai macam faktor. Dari situlah berkembang berita menyesatkan terkait tabung gas Elpiji, seperti 5 berita hoaks berikut ini:
Tabung Elpiji Memiliki Tanggal Kedaluwarsa
Pada pegangan tabung (hand guard), akan tampak kode angka bulan dan tahun. Banyak yang menganggap angka tersebut merupakan tanggal kedaluwarsa sebuah tabung. Padahal, tabung Elpiji tidak mempunyai masa kedaluwarsa. Kode tersebut adalah kode tanggal dan tahun untuk mengecek ulang kelayakan tabung.
Setiap tabung gas Elpiji akan melalui proses pengecekan ulang oleh para petugas retester. Jika masih layak edar, tabung akan diperiksa kembali apakah memerlukan perbaikan atau hanya sekedar pengecatan ulang. Jika tidak layak edar, tabung akan dimusnahkan atau dinamakan afkir.
Besi Plat Pemberat Tanda Kecurangan
Pada tabung “si melon”, terkadang terlihat tempelan lempengan besi pada pegangan tabung (hand guard) yang diberitakan sebagai bentuk kecurangan penjual gas atau agen gas. Isinya dikurangi, tabungnya diberi pemberat. Nyatanya, lempengan besi itu adalah salah satu upaya balancing untuk berat kosong tabung.
Berat kosong tabung 3 kg adalah 5 kg, tetapi dinamakan tabung 3 kg karena mempunyai berat isi 3 kg. Tabung Elpiji sebelum diisi harus memiliki berat standar tabung kosong dan saat pemeriksaan kelayakan, berat tabung kosong akan distandardisasi. Jika mengalami penyusutan karena faktor apa pun, akan diseimbangkan dengan pemberian plat besi agar berat kosong tabung mencapai 5 kg.
Jarum Meteran pada Regulator Penunjuk Isi Tabung
Jarum meteran pada tabung gas sering dikira sebagai indikator isi tabung. Jika tidak pada posisi full, orang akan menuduh bahwa penjual gas melakukan kecurangan dengan mengurangi isi tabung. Sebenarnya, jarum tersebut menunjukkan besarnya tekanan isi tabung. Pada umumnya, isi tabung yang penuh akan memiliki tekanan tinggi, tetapi terkadang, suhu udara sekitar yang dingin dan suhu tabung juga bisa menyebabkan turunnya tekanan tabung. Berat isi tabung Elpiji dapat diketahui dengan cara ditimbang.
Menggoyangkan Tabung akan Menyebabkan Ledakkan
Berita menyesatkan ini beredar karena tersebarluasnya video palsu yang menunjukkan orang terkena ledakan tabung gas saat menggoyang-goyangkannya. Jikalau benar tabung gas akan meledak jika digoyangkan, lantas bagaimana dengan proses distribusi gas yang menggunakan kendaraan dan sudah pasti bergoyang sepanjang perjalanan?
Tabung Gas Elpiji Meledak
Kita sering mendengar berita tabung gas Elpiji meledak. Padahal, tabung gas sudah dirancang sedemikian rupa supaya tidak bisa meledak. Jika diperhatikan, dari setiap kecelakaan “tabung gas meledak”, dapat dipastikan tabung gas masih dalam keadaan utuh. Ledakan yang terdengar adalah sambaran dari sumber api pada sekumpulan gas yang bocor dan memenuhi ruang tertutup. Maka dari itu, pastikan tempat penyimpanan tabung gas memiliki ventilasi yang baik.
Itulah lima berita menyesatkan tentang tabung gas Elpiji yang sering membuat orang ketakutan. Gunakan Elpiji sesuai ketentuan dan standar keamanan yang baik, perhatikan ventilasi dan usia aksesoris tabung seperti regulator dan selang, serta tetap tenang dalam kondisi apapun, maka gas Elpiji akan tetap aman digunakan. (AH)
image source: http://kuantum-relativistik.blogspot.com/2016/02/keringat-tabung-gas-lpg.html