Di era milenial ini, makanan telah menjadi life style tersendiri, tidak lagi hanya berfungsi sebagai pengganjal lapar. Makanan bahkan mampu menciptakan sebuah tren baru dalam dunia pariwisata.

Ketertarikan akan makanan memunculkan istilah wisata kuliner yang ternyata juga memengaruhi dunia perfilman tanah air. Banyak sineas yang menjadikan kuliner sebagai tema utama film sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta film. Tak jarang, setelah diangkat ke layar lebar, jenis kuliner tertentu menjadi buruan masyarakat.

Berikut beberapa film bertema kuliner yang pernah diproduksi oleh sineas Indonesia. 

Film ini dirilis tanggal 28 Maret 2013 disutradari oleh Benni Setiawan dan memasang nama-nama besar dalam dunia acting, seperti Vino G Bastian, Laura Basuki, dan Didi Petet. Kisahnya diangkat dari buku kumpulan cerita milik Dee Lestari berjudul sama. 

Film ini mengangkat kisah tentang Madre, induk segala roti. Berlatar belakang Bandung dan Bali, cerita bermula dari seorang peselancar, Tangsen, yang mendapat warisan sebuah toko roti. Tangsen diharapkan bisa menghidupkan kembali toko Tan De Bakker milik kakeknya. 

Tabula Rasa merupakan film yang berkisah tentang kekayaan kuliner Padang, dirilis 25 September 2014, dan disutradarai oleh Adriyanto Dewo. Film ini mengisahkan perjuangan hidup Hans (Jimmy Kobogau) yang putus asa dan hampir bunuh diri karena impiannya menjadi pemain bola profesional harus kandas. 

Hans kemudian bertemu Mak Uwo (Dewi Irawan), seorang pemilik warung makan Padang. Masakan Padang divisualisasikan sedemikian menggiurkan. Sang sutradara sukses menyajikan tontonan yang memanjakan mata dan membuat perut keroncongan.

Film besutan Hilman Mutasi ini dirilis tanggal 8 Oktober 2015. Seluruh pemain adalah komedian jebolan program komedi televisi, Extravaganza. Dikisahkan, pernikahan akbar antara Lana Sastranegara (Adinda Thomas) dan Bagas Wicaksana (Omesh) nyaris gagal karena orang tua Bagas menolak konsep kebarat-baratan sebagai tema resepsi. Orang tua Bagas meminta dihadirkan bebek betutu sebagai menu perjamuan. 

Sama seperti Madre, Filosofi Kopi juga diangkat dari novel karya Dee Lestari berjudul sama. Film ini mengisahkan persahabatan antara Ben (Chico Jericho) dan Jody (Rio Dewanto) yang berjuang membuat seduhan kopi terenak. Filosofi Kopi memberikan banyak edukasi tentang dunia perkopian, persahabatan, cinta kasih, dan kehidupan. 

Sekuelnya, Filosofi Kopi 2, melanjutkan kisah perjalanan mereka dalam mengenalkan kopi ciptaan kedai Filosofi Kopi ke seluruh Indonesia. Filosofi Kopi mengajak masyarakat untuk mengetahui perjuangan di balik nikmatnya secangkir kopi dengan menampilkan gambara kehidupan petani kopi dengan segala permasalahannya. 

Koki-Koki Cilik bercerita tentang perjuangan Bima (Farras Fatik), anak dari keluarga sederhana, yang berhasil ikut dalam Cooking Camp, sebuah acara perkemahan dan perlombaan masak yang bergengsi dan mahal. Bima harus berjuang memenangkan lomba. Karena kegigihannya, seorang mantan koki yang hidup menyendiri bernama Rama (Morgan Oey) tergerak sehingga akhirnya Bima bisa belajar ilmu memasak darinya. 

Aruna dan Lidahnya adalah film adaptasi dari novel Laksmi Pamuntjak, dirilis 27 September 2018. Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Oka Antara, dan Hannah Al Rasyid ditunjuk sebagai pemeran utama. Film ini benar-benar mengeksplorasi kekayaan kuliner Indonesia dengan menampilkan 21 makanan nusantara secara detail. Aruna dan Lidahnya bercerita tentang Aruna yang mengadakan penelitian flu burung sambil berwisata kuliner di beberapa kota. 

Keenam film bertema kuliner di atas mampu memberikan rasa berbeda pada dunia perfilman Nusantara. Penggarapan yang manis dan pengemasan yang pas membuat film bertema kuliner menjadi sarana promosi yang efektif. Semoga semakin banyak lagi film bertema kuliner yang akan memberi dampak positif bagi pariwisata Indonesia. (AH)