Loading...

Kepompong Ulat Jati, Makanan Ekstrem yang Bikin Geli

Administrator 22 November 2018 52360 kali dilihat
Bagikan:
Kepompong Ulat Jati, Makanan Ekstrem yang Bikin Geli
Pernahkah Anda melihat ulat pohon jati? Bagi banyak orang, ulat adalah binatang menjijikan dan hama pengganggu. Namun, jika ulat yang telah berubah menjadi kepompong  dikonsumsi, bisakah Anda membayangkannya? 

Pada  bulan November dan Desember, kepompong ulat jati banyak dijumpai di daerah-daerah perkebunan pohon jati yang tumbuh dengan baik, seperti di Tuban, Gunung Kidul, Bojonegoro, Rembang, Jepara, dan Blora. 

Jika Anda adalah pecinta makanan ekstrem, Anda perlu mengetahui faka-fakta berikut ini: 

Karakteristik Ulat Jati
Ulat jati bernama latin Hyblaea puera dengan nama lokal enthung atau ungker. Habitat aslinya adalah perkebunan Jati. Keunikan binatang ini adalah bisa dimakan sebagai sumber protein hewani. Ciri-ciri fisik enthung jati adalah berwarna cokelat sampai cokelat tua kehitam-hitaman, panjang rata-rata 1,4-1,9 cm, dan berat rata-rata 0,7-1,3 mg.

Merupakan Hama bagi Pohon Jati
Pada awal musim penghujan, ulat jati menyerang pohon-pohon jati yang baru saja bertunas daun-daun hijau setelah gugur daun ketika musim kemarau. Ulat dan kupunya dapat dijumpai dalam jumlah sangat besar pada 4-6 minggu pertama di musim hujan.

Pengaruh serangan ulat jati pada tanaman jati adalah menurunkan potensi tiap pohon dan meningkatkan resiko kematian pohon jati muda. Daun tanaman berfungsi dalam proses fotosintesis yang digunakan untuk pertumbuhan. Daun-daun yang dimakan ulat adalah daun-daun produksi pertama setelah sebelumnya tanaman meranggas. Dengan adanya serangan ulat, periode efektif fotosintesis pohon menjadi berkurang. Akibatnya, periode efektif untuk pertumbuhan (penambahan tinggi dan diameter) menjadi semakin pendek.

Setelah memasuki  musim penghujan, ulat akan berubah menjadi kepompong atau enthung. Kepompong yang berukuran sekitar 2-4 cm berjatuhan dari daun-daun jati yang rontok.  Ribuan ulat bulu di kawasan hutan jati merupakan siklus tahunan saat musim hujan maksimal selama tiga pekan.

Kandungan Nutrisi pada Ulat Jati 
Masyarakat setempat  mencari kepompong ulat jati untuk menjadi lauk menu sehari-hari karena dapat mengirit pengeluaran. Kandungan nutrisi ulat daun jati berupa ptotein, mineral, vitamin, lemak, dan karbohidrat. Ulat ini dimanfaatkan sebagai sumber protein hewani tinggi yang mampu menyumbang kekurangan gizi berupa protein pada tubuh. Protein hewani memang dapat dimanfaatkan karena selain mengurangi defisiensi gizi, juga bermanfaat sebagai pembentuk jaringan bagian tubuh, pertumbuhan, membentuk sel darah, dan memberi tenaga. Mereka juga meyakini bahwa menyantap enthung dapat menghilangkan nyeri pegal linu dan alergi pada kulit.

Sumber Penghasilan Penduduk Setempat 
Masyarakat di daerah penghasil enthung menggunakan kesempatan untuk menjualnya. Kepompong dikemas dalam ukuran 100 gram seharga Rp10 ribu dan 1 kg seharga Rp100 ribu. Harganya memang cukup tinggi karena banyak peminatnya. Bagi Anda yang penasaran, tidak perlu datang jauh-jauh ke sana. Anda bisa membeli enthung segar secara online. Cukup mudah, bukan? 

Cara Mengolah Enthung 
Cara memasak enthung sangatlah mudah. Cukup dengan menambahkan rempah-rempah yang sering dijumpai di dapur, kepompong ulat jati berubah menjadi makanan lezat yang kaya gizi.

Pertama-tama, enthung harus dicuci hingga bersih, kemudian direbus hingga matang. Untuk mengetahui tingkat kematangan entung, perhatikan perubahan warnanya. Enthung yang mula-mula berwarna hitam kecokelatan akan berubah menjadi merah kecoklatan. 

Rasa enthung paling enak jika ditumis. Rasa gurih dan renyah yang bercampur dengan bumbu rajangan bawang merah, bawang putih, cabai, dan garam mampu menggoyang lidah. Selain ditumis, enthung juga bisa diolah menjadi sayur lodeh, sayur asem-asem, balado, rempeyek, keripik dan rica-rica. Bumbu yang digunakan sama seperti ketika Anda akan membuat masakan tersebut. 

Nah, Anda telah mengenal enthung tidak hanya sebagai hama, tetapi sebagai salah satu bahan makanan yang mengandung nutrisi cukup tinggi. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah jangan mengonsumsi terlalu banyak karena akan menimbulkan gatal-gatal di sekujur tubuh. Anda masih ragu untuk  terima tantangan ini? Silakan mencoba! (AH)

image source: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/01/05/di-bojonegoro-ulat-jati-bisa-jadi-kuliner-nikmat