Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tahun senantiasa ditunggu kehadirannya oleh umat islam di seluruh dunia, khususnya di Indonesia yang memiliki tradisi mauludan setiap kali hadirnya bulan Rabiul Awal yang selalu ditunggu. Peringatan Maulid Nabi Saw sangat penting digelorakan agar generasi milenial tak abai akan Sirah Nabawi yang telah membawa risalah untuk mengajak umat manusia menuju kepada arah kebaikan sesuai dengan tuntunan dan ajaran Islam.
Jika tidak diulas kembali, generasi saat ini tidak mengenal pribadi Rasulullah Saw yang menakjubkan. Beliau Saw merupakan uswah hasanah dalam segala aspek kahidupan, tak lekang oleh panas dan tak lapuk karena hujan.
Abdullah Ibnu Abbas r.a mengisahkan ketika Abu Sofyan dihadapkan kepada Kaisar Hiraklius, penguasa Romawi di Negeri Syiria. Ketika itu datanglah utusan Nabi Saw, Dihyah Al-Kalbi membawa surat berisi ajakan masuk Islam.
Sang Kaisar, yang belum pernah mendengar sosok sang Nabi Saw, bertanya, "Siapa di antara kalian yang masih kerabat dengannya?". "Aku," jawab Abu Sofyan yang saat itu belum masuk Islam. Terjadilah dialog mengesankan antara Kaisar dan Abu Sofyan.
Pertanyaan Kaisar pun dijawabnya dengan meyakinkan. "Bagaimanakah keadaan keluarganya di tengah kalian?". "Dia berasal dari keluarga terhormat." "Apakah ada di antara nenek moyangnya menjadi raja?". "Tidak ada". "Sebelum mengaku Nabi, apakah dia pernah berbohong?". "Tidak pernah." "Apakah dia pernah berkhianat?". "Tidak pernah". "Apakah pengikutnya berasal dari orang terhormat atau orang lemah?". "Orang-orang lemah." "Apakah jumlah mereka semakin bertambah atau berkurang?". "Tidak, justru semakin bertambah." "Apakah ada yang murtad setelah masuk agamanya?". "Tidak ada.". "Apakah kalian memeranginya?". "Ya".
"Bagaimana peperangan kalian?". "Kadang ia menang dan kadang kami yang menang.". "Apa saja yang diperintahkannya?". "Menyembah Allah saja dan jangan menyekutukan-Nya, mendirikan shalat, berlaku jujur, menjauhi maksiat, dan menyambung silaturahim."
Setelah mengurai kembali pertanyaannya dengan jawaban Abu Sofyan, Kaisar pun berkata, "Orang itu kelak akan menguasai bumi, tempat kedua kakiku berpijak saat ini. Aku memang sudah tahu bahwa Nabi akhir zaman akan muncul, tetapi tidak mengira jika ia akan berasal dari kalangan kalian. Sekiranya dapat menemuinya, niscaya aku akan berusaha semaksimal mungkin. Apabila sudah berada di hadapannya, aku akan mencuci kedua telapak kakinya." (HR Bukhari). Subhanallah.
Nabi Muhammad SAW adalah manusia pilihan yang diutus sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan serta rahmat bagi semesta. Beliau sosok pemimpin, sekaligus pendidik untuk menyempurnakan akhlak (HR Bukhari). Keagungan pekertinya pun dikagumi karena akhlaknya bagai Al-Qur’an berjalan (HR Muslim). Oleh karena itu, sebagai umatnya kita senantiasa harus mencintai Beliau Saw dengan banyak shalawat, mencintai keluarganya, dan menjalankan sunah-sunahnya. Wallahu A’lam. (AH)
image source: https://zakat.or.id/kisah-rasul-nabi-muhammad-saw/