Loading...

EREVELD LEUWIGAJAH

Administrator 02 Oktober 2019 4540 kali dilihat
Bagikan:
NotFound

Berlatarbelakang bukit Pasir Gajahlangu dan Pasir Menteng, ada sebuah lahan yang berada di jalan Kerkhof, Leuwigajah, Cimahi Selatan. Meskipun berada dipinggir jalan Cibeber dengan lalulintas yang cukup ramai, lahan itu cukup tersembunyi terhalangi areal pemakaman umum Kristen dan makam Tionghoa. Di jalan Kerkhof itu ternyata masih terdapat sebuah pemakaman yang jauh dari kesan angker dan menyeramkan. Pada masa pendudukan Jepang, wilayah ini merupakan tanah kosong yang digunakan sebagai tempat mengubur tawanan yang meninggal akibat penyakit atau dibunuh Jepang. Pada kelanjutannya dilahan inilah kemudian tumbuh menjadi pemakaman seperti sekarang. Sesuai dengan namanya saja, Kerkhof dalam bahasa Belanda yang berarti ‘Kuburan’.

 

Image result for ereveld leuwigajah

 

Areal makam itu batasi oleh pintu gerbang dengan tulisan EREVELD LEUWIGAJAH berwarna emas terpatri dengan kokoh. Gerbang itu selalu terkunci dan tidak membolehkan siapapun masuk ke dalam, kecuali pihak keluarga atau ada izin kunjungan khusus.

Hamparan rumput hijau segar itu membentang sejauh mata memndang. Dua buah gazebo berada di samping kanan kiri pintu masuk, lengkap dengan meja kursi dan sebuah rak kecil yang berisi buku tamu kunjungan. Aneka macam bunga tumbuh ditanam dalam pot-pot besar yang indah. Tanaman semak dan tumbuhan merambat dijadikan pagar alami dengan perawatan yang telaten. Sangat kontras dengan suasana pemandangan lahan pekuburan didepannya. Satu-satunya penanda yang menandakan bahwa areal ‘taman’ ini merupakan kompleks pemakaman adalah barisan nisan berwarna putih bersih berbaris rapi dan tertata dengan sempurna. 

Jika diperhatikan dari sudut manapun, nisan-nisan yang berjejer itu akan tampak membentuk garis lurus yang simetris. Nisan-nisan itu berbentuk simbol-simbol agama sesuai dengan keyakinan jenazah yang ditanam dibawahnya. Simbol salib bagi yang beragama Kristen, simbol bintang David bagi orang Yahudi dan nisan biasa yang umumnya bagi pemeluk agama Islam. Selain dari simbol-simbol itu, identitas jenazah juga bisa dikenali dari nama-namanya, ada juga nisan yang cukup bertuliskan “Onbeken” yang berarti “Tak dikenali”.

Ada sekitar 7 buah Ereveld yang tersebar di pulau Jawa, diantaranya Ereveld Menteng Pulo dan Ereveld Ancol di Jakarta, Ereveld Kalibanteng dan Ereveld Candi di Semarang, Ereveld Kembang Kuning di Surabaya, Ereveld Pandu di Bandung dan Ereveld Leuwigajah di Cimahi.

Ereveld Leuwigajah seluas 3 hektare ini berisi sekitar 5.200 jenazah dengan jumlah nisan sebanyak 5000 buah.  Dan jumlah jenazah yang berada di Ereveld Leuwigajah ini adalah jumlah paling luas dan banyak diantara Ereveld-ereveld yang lainnya. 

Dengan pendataan yang ketat dan akurasi registrasi, yayasan Oorlogsgravestichting mencatat semua identitas jenazah yang terdaftar. Sebelumnya ada sekitar 25.000 jenazah yang tersebar dalam 22 Ereveld di seluruh Indonesia. Atas permohonan pemerintah Indonesia, pada tahun 1960an diadakanlah pembongkaran dan pemakaman jenazah kembali yang sudah berupa tulang-belulang itu yang berasal dari pemakaman yang tersebar di Sumatera, Bengkulu, Jambi, Kalimantan, Muntok (1960), Padang (1962), Tarakan (1964), Medan (1966), Palembang (1967) dan Balikpapan (1967) untuk kemudian dimakamkan hanya di dalam 7 Ereveld.

  

Kompleks pemakaman Ereveld Leuwigajah di Cimahi ini didirikan pada 20 Desember 1949 yang dikelola oleh yayasan Oorlogsgravenstichting yang berkantor pusat di Den Haag, Belanda. Yang menjadikannya unik, meskipun berada dilahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Ereveld Leuwigajah ini berada dalam teritorial Kerajaan Belanda. Jadi tidak heran jika segala keterangan yang tertulis di kompleks Ereveld ini menggunakan bahasa Belanda. Bahkan dalam momen-momen peringatan tertentu, berkibarlah sang triwarna Rood Wit Blau, bendera Belanda di langit Cimahi Selatan pada sebuah tiang megah yang berada diujung makam.

 

Image result for ereveld leuwigajah

 

Diatas sebuah tombe ada bertuliskan kalimat dalam bahasa Belanda, berbunyi: “Ter Eerbiedige Nagedachtenis Aan de Vele Ongenoemden die Hun Leven Offerden en Niet Rusten op de Erevelden”. Pada sisi tombe itu terdapat juga terjemahnnya dalam bahasa Indonesia: ”Untuk mengenang dengan hormat mereka yang tak disebut tetapi telah mengorbankan dirinya dan tidak beristirahat di taman-taman kehormatan”. Disamping tombe itu masih juga terdapat tulisan yang menjadi motto Dinas Pemakaman Tentara,“Hun Geest Heeft Overwonnen” yang artinya, “Jiwa mereka telah menang” dan sebuah motto yayasan Oorlogsgravestichting yang berbunyi, “Opdat Zij Met Eere Mogen Rusten”yang berarti, “Semoga mereka dapat beristirahat dengan tenang”.