Stunting masih menjadi
masalah yang menjadi perhatian dan prioritas pembangunan di Kota Cimahi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Cimahi, balita yang mengalami stunting selama tahun 2021 ada 3.261 orang, atau 10,18 persen dari total
balita yang mencapai 32.044 orang, yang kemudian
menurun di tahun 2022 menjadi sebesar 9,7 persen atau 3036 balita. Dalam rangka akselerasi penurunan stunting
di Kota Cimahi, Pemerintah
Kota Cimahi melalui
Dinas Kesehatan Kota Cimahi menggelar Launching
Strategi Penurunan Stunting dengan
Formula 3-1-2 pada Jum,at (22/09/2023) bertempat di Hotel Holiday Inn Bandung. kegiatan tersebut dihadiri oleh Asisten
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Asisten ekonomi Pembangunan, Kepala Perangkat Daerah terkait, para Camat, Kepala Puskesmas,
dan Lurah Kelurahan Cibeureum, Ketua TP PKK Kota Cimahi, TP PKK Kecamatan dan TP
PKK Kelurahan Cibeureum beserta Kader yang turut berperan aktif dalam
pelaksanaan Formula 3-1-2.
Aksi
formula 3-1-2 merupakan
pemantauan pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang secara periodik dengan pemantauan tersebut, diharapkan balita dapat
secara kontinyu mengkonsumsi makanan tambahan yang diberikan sehingga
penambahan berat badan dapat dicapai dalam waktu yang telah ditargetkan, yang
pada akhirnya dapat menurunkan angka stunting
di Kota Cimahi. Adapun yang menjadi Lokus pelaksanaan strategi percepatan penurunan stunting yaitu di Kelurahan Cibeureum, pendekatan yang sudah dilaksanakan adalah
melalui formula 3 – 1- 2, dimana
pemberian makanan tambahan (PMT) dilaksanakan selama 15 hari, balita
dikumpulkan dan dipantau pada saat mengkonsumsi makanan tambahan oleh kader dan
tenaga kesehatan di Puskesmas
Cibeureum, kemudian dilanjutkan
pemberian mandiri oleh keluarga selama 5 hari di rumah, kemudian di evaluasi
selama 10 hari terakhir. Berat Badan Balita dipantau setiap 7 hari.
Dalam sambutannya Pj. Wali Kota
Cimahi H. Dikdik S. Nugrahawan ketika melaunching Strategi Penurunan Stunting
dengan Formula 3-1-2 menegaskan bahwa penyelesaikan penurunan stunting tidak dapat dilaksanakan dalam
waktu yang singkat, oleh sebab itu perlu dilakukan komitmen kita semua,
termasuk pihak eksternal, seperti dukungan dari bjb Cabang Kota Cimahi, agar penanganan stunting dilakukan terus menerus dan berkesinambungan
“kunci
pencegahan dan penanganan stunting
adalah di 1000 hari pertama kehidupan, sehingga perhatian kepada ibu hamil dan
balita dibawah dua tahun (baduta), baik melalui intervensi gizi spesifik,
maupun intervensi sensitive. melihat
data stunting Kota Cimahi, saya anggap perlu dilakukan aksi-aksi yang
mendukung percepatan penurunan stunting,
salah satunya dengan formula 3-1-2” tuturnya.
Lebih lanjut Dikdik menjelaskan bahwa pada saat ini sedang dikembangkan aplikasi porting atau portal informasi titik stunting yang terintegrasi dengan e_PPGBM dari kemenkes, dengan menyajikan dashboard informasi berkaitan dengan status gizi masyarakat di Kota Cimahi yang dapat diakses oleh seluruh stakeholder terkait. Aplikasi porting juga menyediakan informasi terkait pemantauan pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang dan bumil KEK yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan intervensi di tingkat kelurahan.
Sementara itu dalam laporannya,
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi Mulyati menjelaskan bahwa manfaat
strategi percepatan penurunan stunting
dengan formula 3-1-2 yaitu terintegrasinya
pemadanan data menjadikan Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Kelurahan memiliki
data yang validitasnya baik sehingga meningkatkan kualitas data stunting serta, selain itu formula 3-1-2
dalam penurunan stunting dapat
dijadikan model untuk percepatan penurunan stunting.
“Manfaat eksternal dari formula 3-1-2 yaitu
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan meningkat serta masyarakat
merasakan dampak langsung dari program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota Cimahi”pungkasnya.