Dalam Konferensi Pers Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dan Nota Keuangan Tahun Anggaran
2024 yang digelar Bulan Agustus Tahun 2023 Lalu Pemerintah Pusat melalui
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) mengungkapkan enurunan kemiskinan ekstrem sebagai salah
satu prioritas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2024 yang mengusung tema
Mempercepat Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan. “Terkait
dengan kemiskinan ekstrem yang pada Maret 2023 mencapai 1,12 persen dari target
pada 2024 antara 0 hingga 1 persen, jadi ada penurunan 0,62 persen dibandingkan
pada 2022. Garis kemiskinan ekstrem itu dihitung berdasarkan 1,9 USD per kapita
per hari,” urai Menteri PPN Suharso Monoarfa sebagaimana di Kutip dalam website
resmi Bappenas.
RKP 2024 menargetkan
sejumlah sasaran pembangunan, meliputi
Pertumbuhan Ekonomi 5,3-5,7 persen, Tingkat Kemiskinan 6,5-7,5 persen, Tingkat
Pengangguran Terbuka 5,0-5,7 persen, nilai Rasio Gini 0,374-0,377, Indeks Pembangunan
Manusia 73,99-74,02, Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 27,27, Nilai Tukar Nelayan
107-110, dan Nilai Tukar Petani 105-108. Target pertumbuhan ekonomi pada
ditentukan berdasarkan beberapa faktor, di antaranya kenaikan suku bunga,
dinamika kondisi geopolitik, dan menurunnya kontribusi ekspor. Saat ini,
pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan tren yang baik, berada di atas lima
persen selama tujuh triwulan berturut-turut. “Indonesia tumbuh 4,17 persen atau
5,11 persen sepanjang semester satu pada 2023, lebih baik dibanding Vietnam,
Amerika Serikat, dan Korea Selatan,”
APBN didesain sebagai shock
absorber sekaligus sebagai akselerator transformasi ekonomi serta menjadi
instrumen untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. “GDP (Gross Domestic Product)
per kapita Indonesia sudah masuk ke Upper Middle Income, inflasi kita juga
sudah mulai terkendali. APBN tetap menjadi instrumen penting yang diandalkan
untuk menghadapi dinamika global, stimulus ekonomi, dan kesejahteraan,” imbuh
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sebagai bagian akhir Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, RAPBN 2024 berperan
penting untuk mewujudkan fondasi menuju Indonesia Emas 2045. RPJPN 2025-2045
menargetkan Indonesia sebagai “Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan”
dengan lima sasaran utama, yakni pendapatan per kapita setara negara maju,
kemiskinan nol persen dan ketimpangan berkurang, kepemimpinan dan pengaruh
dunia internasional meningkat, daya saing sumber daya manusia meningkat, dan
intensitas emisi gas rumah kaca menuju net zero emission.
tanpa adanya kolaborasi yang baik
dan harmonis antara pusat dengan daerah maka target pembangunan pasti sulit
dicapai.
Berdasarkan hasil evaluasi paruh
waktu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, terdapat
21 persen indikator pembangunan nasional yang memiliki kinerja stagnan dan
menurun.
Karena itu, diperlukan kerja
ekstra dalam menuntaskan target-target yang hendak dicapai pemerintah.