Pemerintah Daerah Kota Cimahi menggelar peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 tingkat Kota Cimahi berlangsung di Taman Kehati Cimenteng Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. Lewat kegiatan tersebut Pemerintah Kota Cimahi mengajak masyarakat peduli pada pengelolaan sampah.
Kegiatan dibuka Pj. Wali Kota Cimahi Dicky Saromi, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi Chanifah Listyarini. Serta dihadiri oleh seluruh perangkat daerah dan para perwakilan RW dari Kelurahan Cipageran, Kelurahan Citeureup, dan sebagian Kelurahan Padasuka.
Peringatan HPSN tahun ini mengambil tema “Atasi Sampah
Plastik dengan Cara Produktif”. Sekaligus digelar Launching Pentas (Peningkatan
Kapasitas) Bank Sampah dan Tepung Grak Ompimpah (Teknologi Pendukung Gerakan
Orang Cimahi Pilah Sampah).
Peringatan ini disertai penanaman pohon bambu. Juga dimeriahkan dengan pameran dari para penggiat sampah, startup di bidang persampahan, bank sampah induk, dan pelaku usaha peralatan rumah tangga.
Momen HPSN merupakan peringatan tragedi longsor sampah di
TPA Leuwigajah pada 21 Februari 2005 silam.
“Kegiatan hari ini merupakan satu respon yang kita lakukan
untuk meningkatkan kepedulian terhadap sampah. Hal ini tidak pernah kita
lupakan karena erat kaitannya pada tanggal 21 Februari 2005 dimana terjadi
bencana luar biasa di TPA sampah Leuwigajah. Bagaimana hal itu tidak terulang
kembali,” ujarnya.
Peran aktif masyarakat untuk peduli dengan sampah yang
dihasilkan harus ditingkatkan lagi. Paradigma lama pengelolaan sampah dengan
cara kumpul angkut buang hanya memindahkan masalah.
“Masyarakat harus ingat bahwa kita semua harus bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan masing-masing. Sampahmu adalah tanggung jawabmu,” katanya.
Semua elemen masyarakat harus berbagi peran dalam pengelolaan sampah yang terintegrasi, mulai dari hulu sampai ke hilir.
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diperingati setiap tanggal 21 Februari diperingati untuk mengenang peristiwa Leuwigajah. Tepat pada tanggal 21 Februari 2005 lalu, terjadi peristiwa Leuwigajah, sampah menjadi tragedi yang merenggut nyawa sebanyak 157 jiwa.
Peristiwa tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Akibatnya, 157 jiwa melayang dan dua kampung (Cilumus dan Pojok) hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah.
Tragedi Leuwigajah inilah yang melatarbelakangi lahirnya
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati tepat di tanggal insiden
itu terjadi.