Loading...

REFLEKSI MUSABAQOH TILAWATIL QUR’AN (MTQ) TINGKAT KOTA CIMAHI

Administrator 05 November 2015 1843 kali dilihat
Bagikan:
REFLEKSI MUSABAQOH TILAWATIL QUR’AN (MTQ)  TINGKAT KOTA CIMAHI

Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Kota Cimahi baru saja usai dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2015 silam. MTQ diharapkan sebagai salah satu sarana untuk mewujudkan pengamalan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, aspek-aspek yang mempunyai tujuan ke arah tersebut dimusabaqohkan dalam MTQ, seperti membaca, menghafal, menulis, memahami, manafsirkan, dan menyampaikan tuntunan Al-Qur’an. Pelaksanaannya diwujudkan dalam cabang-cabang musabaqoh; Tilaqatil Qur’an, Qiro’at Al-Qur’an, Hifzh Al-Qur’an, Tafsir Al-Qur’an, Fahm Al-Qur’an, Syahr Al-Qur’an, Khot Al-Qur’an, dan Menulis Kandungan Isi Al-Qur’an.

Tekad dan motto yang kuat dalam setiap penyenggaraan MTQ tentu bertujuan bukan hanya untuk kompetisi semata, tetapi lebih dari itu, bagaimana agar diantara kita mampu mengimplementasikan hasil dari kegiatan MTQ dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentu menjadi renungan buat kita semua.

Dasar utama penyelenggraan MTQ adalah untuk meningkatkan gairah umat Islam, khususnya generasi muda Islam masyarakat Kota Cimahi agar senantiasa membaca, menelaah, memahami, dan mengamalkan kandungan isi Al-Qur’an. Nuansa MTQ telah memberikan suasan spiritualitas, dan pesona budaya keagamaan bangsa Indonesia, khususnya Kota Cimahi yang memiliki visi kota agamis yang salah satu misinya yaitu mewujudkan kesalehan sosial dalam masyarakat yang berakhlak mulia.

MTQ juga merupakan bagian dari budaya Islam Nusantara, kekhasan budaya Islam Indonesia yang sudah mulai ada sejak tahun 1968 dimana MTQ tingkat nasional pertama kali diselenggarakan. Budaya tersebut sebagai wujud semangat masyarakat Indonesia untuk senantiasa membumikan Al-Qur’an dengan menghadirkan MTQ, baik tingkat lokal, maupun tingkat nasional, bahkan internasional. Bagi kita selaku umat Islam, MTQ tidak hanya menjadi cermin keshalihan spiritual, tetapi juga sangat kental dengan gambaran aktivitas sosial keagamaan. Hal ini tercermin dari banyaknya masyarakat yang mewakili kelurahan dengan sukarela mereka mau memeriahkan kegiatan MTQ sebagai wujud wahana syiar Islam yang diracik dengan aroma kebudayaan lokal yang Islami.

Lebih dari itu, harapan besar dari kegiatan penyelenggaraan MTQ Kota Cimahi yaitu mampu memberikan motivasi yang kuat bagi generasi muda umat Islam, khususnya masyarakat Kota Cimahi untuk senantiasa memelihara kesucian dan meningkatkan kecintaan terhadap Al-Qur’an melalui budaya membaca, menghafal, memahami, serta berupaya mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an melalui pembudayaan dalam kehidupan yang sesungguhnya, baik secara individu maupun secara menyeluruh, menjadi umat yang kokoh dalam menjalankan aktivitas kegamaan.

Sebagai implikasi, penghargaan terhadap mereka yang memiliki prestasi menjadi impian bagi setiap generasi muda yang gandrung dengan seni baca, tulis, studi ilmu-ilmu Al-Qur’an pada umumnya. Isi kandungan Al-Qur’an mengandung nilai-nilai yang sangat tinggi, luhur, mulia bagi siapa saja yang membaca, mengamalkan dan bahkan mendengarkannya saja mendapat pahala. Karena di situlah tercakup ilmu-ilmu aktivitas lain yang mengiringinya seperti membaca dengan fasih (fashohatul lisan), baik dan benar (tajwid), menghafal (tahfizh), mengerti maknanya (syahril Qur’an), memahami secara universal makna dan isi ayatnya (fahm dan tafsir Al-Qur’an). Lebih dari itu juga sangat penting yaitu menjadikannya sebagai pedoman hidup yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena orientasi pengamalan Al-Qur’an bukan hanya untuk tujuan di dunia (duniawi) tetapi juga memiliki nilai-nilai spiritual yang bertujuan akhirat (ukhrowi).

Setidaknya, ada dua macam misi yang hendak diwujudkan oleh umat Islam berkaitan dengan fenomena musbaqoh ini. Pertama syiar Islam, walaupun niat luhur di balik kegiatan yang semarak ini semata-mata demi Allah semata, musabaqoh ini tidak lepas dari dimensi sosial sebagai eksebisi. Kedua bertujuan internal, dengan menyelenggarakan perlombaan rutin yang mempertandingkan jago-jago antar kelurahan sampai antar kecamatan diharapkan agar masing-masing wilayah sebagai pemegang kebijakan mendorong dan mendukung aktivitas-aktivitas pembelajaran Al-Qur’an.

Keberadaan Al-Qur’an yang menyatu dalam masyarakat memberikan warna yang beraneka ragam mampu memberikan local wisdom yang kuat dan mengakar. Musabaqoh Tilawatil Qur’an merupakan kegiatan yang ditujuakan untuk memotivasi kita dalam memeliharan Al-Qur’an. Dari kegiatan MTQ ini, membuat Al-Qur’an yang yang merupakan wahyu Allah Swt harus menjadi lebih membumi di masyarakat. Selain itu memberikan sebuah alternatif dalam merespon keberadaan Al-Qur’an dengan sebuah sarana kompetisi.

Pekerjaan rumah yang paling mendesak saat ini adalah bagaimana mendudukan kembali penyelenggaraan MTQ kepada jalur yang benar sebagaimana yang diharapkan oleh para penggagasnya, dan kita semua sebagai warga Cimahi diharapkan memiliki kepedulian terhadap even keagamaan tahunan ini. MTQ sejatinya mampu melahirkan inspirasi dan kreatifitas bagi kalangan muslim warga Cimahi sebagai wujud tegaknya Islam dengan landasan kitab suci Al-Qur’an. Mengembalikan substansi penyelenggaraan MTQ selama ini perlu ditinjau kembali (reorientasi) agar jangan sampai menyimpang jauh dari tujuan awal yaitu untuk menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Qur’an khususnya bagi generasi muda masyarakat Kota Cimahi. Target kemenangan dalam setiap perlombaan memang merupakan sesuatu yang alamiah, tetapi frekuensi pelaksanaan MTQ harus lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas.

Dengan demikian, berpadu ketulusan dan kesadaran keagamaan masyarakat dan dukungan pemerintah Kota Cimahi dalam upaya membina moralitas dan spiritual masyarakat. Manfaat penyelenggaran MTQ selain selektif, sportif dan dan jujur dalam menjaring kontestan, khususnya syarat mutlak harus merupakan warga Kota Cimahi, juga akan lebih efektif dalam membinanya karena ada mutu dan potensi anak daerah yang dibinanya ke depan. Pembinaan MTQ bahkan bisa diproyeksikan kepada pembinaan Madrasah Diniyah, Pondok Pesantren, dan TPA/TKA, sekaligus peningkatan kesejahteraan gurunya. Karena itu, kita tidak bisa menampilkan even-even kompetetif seperti MTQ ini dilakukan secara instan. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) peserta MTQ dibutuhkan adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, antara lain:

Dukungan Pemerintah. Peran pemerintah memberikan kesempatan bagi mereka untuk dapat meningkatkan potensi anak melalui pendidikan yang layak. Regulasi kebijakan,khususnya dalam bidang Pendidikan Agama bisa lebih dioptimalkan untuk mereka yang memilik potensi di bidang-bidang tertentu seperti yang ada dalam cabang MTQ.

Guru. Kualitas pendidikan dan pembinaan MTQ juga dipengaruhi oleh kualitas seorang guru bahwa perannya adalah untuk meningkatkan kualitas murid yang dididiknya.

Murid, sebisa mungkin pendidikan itu dimanfaatkan agar dapat berguna bagi masa depan dan untuk meningkatkan kualitas dirinya, khususnya yang memiliki potensi di bidang-bidang tertentu seperti tahfizh dan lainnya.

Tiga hal tersebut adalah wahana pencetak generasi-genarasi hebat yang bisa menopang kehadiran mereka pada pelaksanaan MTQ Kota Cimahi bakal lebih kompetitif dengan daerah lainnya pada saat tampil di even tingkat provinsi bahkan mampu bersaing di tingkat nasional. (Agus Hendra - Humas PPTQ Misbahunnur)