Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat
Kota Cimahi baru saja usai dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2015 silam. MTQ
diharapkan sebagai salah satu sarana untuk mewujudkan pengamalan Al-Qur’an
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, aspek-aspek yang mempunyai tujuan
ke arah tersebut dimusabaqohkan dalam MTQ, seperti membaca, menghafal, menulis,
memahami, manafsirkan, dan menyampaikan tuntunan Al-Qur’an. Pelaksanaannya
diwujudkan dalam cabang-cabang musabaqoh; Tilaqatil Qur’an, Qiro’at Al-Qur’an, Hifzh
Al-Qur’an, Tafsir Al-Qur’an, Fahm Al-Qur’an, Syahr Al-Qur’an, Khot Al-Qur’an,
dan Menulis Kandungan Isi Al-Qur’an.
Tekad dan motto yang kuat dalam setiap
penyenggaraan MTQ tentu bertujuan bukan hanya untuk kompetisi semata, tetapi
lebih dari itu, bagaimana agar diantara kita mampu mengimplementasikan hasil
dari kegiatan MTQ dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentu menjadi renungan
buat kita semua.
Dasar utama penyelenggraan MTQ adalah
untuk meningkatkan gairah umat Islam, khususnya generasi muda Islam masyarakat Kota
Cimahi agar senantiasa membaca, menelaah, memahami, dan mengamalkan kandungan
isi Al-Qur’an. Nuansa MTQ telah memberikan suasan spiritualitas, dan pesona
budaya keagamaan bangsa Indonesia, khususnya Kota Cimahi yang memiliki visi
kota agamis yang salah satu misinya yaitu mewujudkan kesalehan sosial dalam
masyarakat yang berakhlak mulia.
MTQ juga merupakan bagian dari budaya Islam
Nusantara, kekhasan budaya Islam Indonesia yang sudah mulai ada sejak tahun
1968 dimana MTQ tingkat nasional pertama kali diselenggarakan. Budaya tersebut
sebagai wujud semangat masyarakat Indonesia untuk senantiasa membumikan Al-Qur’an
dengan menghadirkan MTQ, baik tingkat lokal, maupun tingkat nasional, bahkan
internasional. Bagi kita selaku umat Islam, MTQ tidak hanya menjadi cermin
keshalihan spiritual, tetapi juga sangat kental dengan gambaran aktivitas sosial
keagamaan. Hal ini tercermin dari banyaknya masyarakat yang mewakili kelurahan
dengan sukarela mereka mau memeriahkan kegiatan MTQ sebagai wujud wahana syiar Islam
yang diracik dengan aroma kebudayaan lokal yang Islami.
Lebih dari itu, harapan besar dari
kegiatan penyelenggaraan MTQ Kota Cimahi yaitu mampu memberikan motivasi yang
kuat bagi generasi muda umat Islam, khususnya masyarakat Kota Cimahi untuk
senantiasa memelihara kesucian dan meningkatkan kecintaan terhadap Al-Qur’an
melalui budaya membaca, menghafal, memahami, serta berupaya mengamalkan isi
kandungan Al-Qur’an melalui pembudayaan dalam kehidupan yang sesungguhnya, baik
secara individu maupun secara menyeluruh, menjadi umat yang kokoh dalam
menjalankan aktivitas kegamaan.
Sebagai implikasi, penghargaan terhadap
mereka yang memiliki prestasi menjadi impian bagi setiap generasi muda yang
gandrung dengan seni baca, tulis, studi ilmu-ilmu Al-Qur’an pada umumnya. Isi
kandungan Al-Qur’an mengandung nilai-nilai yang sangat tinggi, luhur, mulia
bagi siapa saja yang membaca, mengamalkan dan bahkan mendengarkannya saja
mendapat pahala. Karena di situlah tercakup ilmu-ilmu aktivitas lain yang
mengiringinya seperti membaca dengan fasih (fashohatul
lisan), baik dan benar (tajwid),
menghafal (tahfizh), mengerti
maknanya (syahril Qur’an), memahami
secara universal makna dan isi ayatnya (fahm
dan tafsir Al-Qur’an). Lebih dari itu juga sangat penting yaitu menjadikannya
sebagai pedoman hidup yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena
orientasi pengamalan Al-Qur’an bukan hanya untuk tujuan di dunia (duniawi) tetapi juga memiliki
nilai-nilai spiritual yang bertujuan akhirat (ukhrowi).
Setidaknya, ada dua macam misi yang
hendak diwujudkan oleh umat Islam berkaitan dengan fenomena musbaqoh ini. Pertama syiar Islam, walaupun niat luhur
di balik kegiatan yang semarak ini semata-mata demi Allah semata, musabaqoh ini
tidak lepas dari dimensi sosial sebagai eksebisi. Kedua bertujuan internal, dengan menyelenggarakan perlombaan rutin
yang mempertandingkan jago-jago antar kelurahan sampai antar kecamatan
diharapkan agar masing-masing wilayah sebagai pemegang kebijakan mendorong dan
mendukung aktivitas-aktivitas pembelajaran Al-Qur’an.
Keberadaan Al-Qur’an yang menyatu dalam
masyarakat memberikan warna yang beraneka ragam mampu memberikan local wisdom yang kuat dan mengakar.
Musabaqoh Tilawatil Qur’an merupakan kegiatan yang ditujuakan untuk memotivasi kita
dalam memeliharan Al-Qur’an. Dari kegiatan MTQ ini, membuat Al-Qur’an yang yang
merupakan wahyu Allah Swt harus menjadi lebih membumi di masyarakat. Selain itu
memberikan sebuah alternatif dalam merespon keberadaan Al-Qur’an dengan sebuah
sarana kompetisi.
Pekerjaan rumah yang paling mendesak
saat ini adalah bagaimana mendudukan kembali penyelenggaraan MTQ kepada jalur
yang benar sebagaimana yang diharapkan oleh para penggagasnya, dan kita semua
sebagai warga Cimahi diharapkan memiliki kepedulian terhadap even keagamaan
tahunan ini. MTQ sejatinya mampu melahirkan inspirasi dan kreatifitas bagi kalangan
muslim warga Cimahi sebagai wujud tegaknya Islam dengan landasan kitab suci Al-Qur’an.
Mengembalikan substansi penyelenggaraan MTQ selama ini perlu ditinjau kembali
(reorientasi) agar jangan sampai menyimpang jauh dari tujuan awal yaitu untuk menumbuhkan
kecintaan terhadap Al-Qur’an khususnya bagi generasi muda masyarakat Kota
Cimahi. Target kemenangan dalam setiap perlombaan memang merupakan sesuatu yang
alamiah, tetapi frekuensi pelaksanaan MTQ harus lebih mengutamakan kualitas
daripada kuantitas.
Dengan demikian, berpadu ketulusan dan
kesadaran keagamaan masyarakat dan dukungan pemerintah Kota Cimahi dalam upaya
membina moralitas dan spiritual masyarakat. Manfaat
penyelenggaran MTQ selain selektif, sportif dan dan jujur dalam menjaring
kontestan, khususnya syarat mutlak harus merupakan
warga Kota Cimahi, juga akan lebih efektif dalam membinanya karena ada mutu
dan potensi anak daerah yang dibinanya ke depan. Pembinaan MTQ bahkan bisa diproyeksikan
kepada pembinaan Madrasah Diniyah, Pondok Pesantren, dan TPA/TKA, sekaligus peningkatan
kesejahteraan gurunya. Karena itu, kita tidak bisa menampilkan even-even
kompetetif seperti MTQ ini dilakukan secara instan. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
peserta MTQ dibutuhkan adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak,
antara lain:
Dukungan Pemerintah. Peran pemerintah memberikan kesempatan bagi mereka
untuk dapat meningkatkan potensi anak melalui pendidikan yang layak. Regulasi
kebijakan,khususnya dalam bidang Pendidikan Agama bisa lebih dioptimalkan untuk
mereka yang memilik potensi di bidang-bidang tertentu seperti yang ada dalam cabang
MTQ.
Guru. Kualitas
pendidikan dan pembinaan MTQ juga dipengaruhi oleh kualitas seorang guru bahwa
perannya adalah untuk meningkatkan kualitas murid yang dididiknya.
Murid, sebisa
mungkin pendidikan itu dimanfaatkan agar dapat berguna bagi masa depan dan
untuk meningkatkan kualitas dirinya, khususnya yang memiliki potensi di
bidang-bidang tertentu seperti tahfizh dan lainnya.
Tiga hal tersebut adalah wahana pencetak
generasi-genarasi hebat yang bisa menopang kehadiran mereka pada pelaksanaan MTQ
Kota Cimahi bakal lebih kompetitif dengan daerah lainnya pada saat tampil di
even tingkat provinsi bahkan mampu bersaing di tingkat nasional. (