Loading...

Usia Pra Sekolah Pada Anak Merupakan Golden Age

Administrator 28 Oktober 2016 29785 kali dilihat
Bagikan:
Usia Pra Sekolah Pada Anak Merupakan Golden Age
USIA PRA SEKOLAH PADA ANAK MERUPAKAN GOLDEN AGE

Sejak lahir sampai usia  5 tahun, sering disebut sebagai usia “ GOLDEN AGE”, Usia dimana  pertumbuhan dan perkembangan anak di tahun-tahun pertama berlangsung cepat. Masa  keemasan merupakan masa dimana anak mulai peka  untuk menerima berbagai upaya pengembangan, jika tidak dimanfaatkan dengan baik dan optimal, maka masa perkembangan ini akan terlewatkan begitu saja. Pada usia ini pertumbuhan fisik anak haruslah optimal, berat badan dan tinggi badannya harus terus meningkat, kesehatan harus terjaga, karena bila anak  sering sakit-sakitan akan menjadi penghalang  bagi  perkembangan aspek psikologisnya. Selain itu juga masalah imunisasi menjadi sangat penting bagi anak, karena hal ini berkaitan dengan penjagaan tubuhnya. Kita berharap dengan tubuhnya yang sehat anak-anak akan tampak ceria dan bersemangat mengikuti berbagai aktifitas sehingga perkembangan aspek-aspek psikologisnya tercapai sesuai dengan tahapan usianya.

Anak tidak minta dilahirkan, mereka datang pilihan Allah swt, sebagai anugerah sekaligus amanah bagi kita orang tuanya. Akankah kita sia-siakan masa kecilnya tanpa bimbingan dan arahan yang penuh dengan cinta dan kasih sayang  ?

Anak bukanlah manusia dewasa yang berbadan kecil, tetapi kenapa orang tua tanpa menyadari sering memperlakukan anak seperti layaknya orang dewasa yang harus serba mengerti, sehingga tatkala berhubungan den berkomunikasi dengan anak kadang orang tua selalu ingin memaksakan cara pandang dan cara berfikirnya harus dipahami oleh anak, padahal pemahaman anak sengatlah berbeda karena cara berfikirnya masih dalam tahap proses perkembangan.

Ibnul Qayyim rahimahullah ta’ala berkomentar, “Betapa banyak orang tua yang membuat anak dan buah hatinya hidup sengsara dan merana didunia dan diakhirat kelak, karena kelalaian dan keengganannya dalam mendidik anaknya serta membiarkan mengikuti hawa nafsunya. Dikiranya apa yang mereka lakukan itu ialah memuliakan anaknya padahal sebenarnya mereka telah berbuat aniaya terhadap anaknya tersebut.

Usia anak dibawah 5 tahun, orang sering menyebutnya sebagai usia prasekolah, karena pada usia tersebut anak belum sekolah secara formal tetapi anak belajar dengan berbagai macam stimulasi/rangsang dengan cara bermain, maka biasanya disebut bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. Usia prasekolah merupakan tahapan usia yang sangat penting, karena pada usia ini daya serap anak luar biasa tingginya, maka pantas kalau orang menyebutnya sebagai usia golden age/usia keemasan. Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan mempunyai kemampuan untuk menyerap informasi yang tinggi, kebanyakan orang tidak menyadari dan memahami kemampuan magic yang ada pada anak-anak. Mereka hanya  bisa berkata, saya tahu anak-anak belajar lebih cepat, tetapi mereka tidak tahu seberapa cepat anak-anak bisa belajar, karena keterbatasan pengetahuan pengetahuan dan kemampuan orang tua dan guru-guru maka potensi luar biasa yang ada pada setiap anak sebagian besar tersia-siakan. Maka sangatlah penting  bagi orang tua dan para pendidik untuk lebih tahu dan memahami apa saja ciri-ciri anak usia prasekolah itu. Ciri-ciri tersebut antara lain adalah  :

  1. Anak ingin lebih mengenal dunia sekelilingnya, para akhli sering menamakan “ MASA EKSPLORASI” pada masa ini anak terlihat tidak mau diam, selalu bergerak lari, naik turun tangga, selalu ingin tahu dan mendekati benda-benda yang terlihat disekelilingnya .  Bila orang tua tidak bijak dalam membimbing di masa eksplorasi ini, misalnya , terlalu banyak melarang, dibentak-bentak dan sangat dibatasi, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang tidak berani mencoba dan serba takut. Sebagai pendidik di Play group Family fest, saya sering mengobservasi anak-anak yang serba takut, kurang berani , ternyata mereka memang diperlakukan sangat dibatasi dan tidak dibimbing untuk berani mencoba oleh orang tuanya, hal ini muncul akibat orang tua yang pencemas sehingga anakpun menjadi pencemas.
  2. Pada usia ini sering muncul yang disebut “NEGATIVISME” , yaitu anak mulai sering membangkang, bila ibunya menyuruh “A” anak melakukan “B”. bila orang tua melarang , anak malah sengaja melakukan hal-hal yang oleh orang tua tidak disukai,  kejadian ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari antara ibu dan anak atau antara ayah dengan anak. Bila orang tua kurang memahami apa yang terjadi pada anak,biasanya  terpancing emosi sehingga memperlakukan anak dengan cara kasar, membentak-bentak bahkan memukul tentu hal ini bukannya anak menjadi penurut  malah kadang anak jadi semakin membangkang.
  3. Anak sering berperilaku “IMITATIF” , yaitu anak selalu meniru segala perilaku orang yang ada disekitarnya baik yang terlihat ataupun yang terdengar. Ada orang yang mengatakan bahwa anak adalah seorang peniru yang ulung, karena anak begitu mudahnya mengikuti hal-hal yang sangat menarik perhatiannya, mereka tidak berfikir apakah yang ditirunya itu baik atau buruk tetapi anak akan sering melakukan perilaku yang kerap dilihatnya. Disisi lain,agar kemampuan kognitif berkembang, tentunya harus ada rangsangan dari luar, karena perilakuimitasi sangat berkaitan erat dengan kemamppuan kognitif anak.  Maka akan sangat bijak bila orang tua memberikan contoh pertama untuk berperilaku yang positif  dari mulai , cara bicara, cara mengekspresikan emosi seperti rasa sayang, marah, sedih, kecewa hal ini semua akan diserap oleh anak, selain kegiatan anggota keluarga didalam rumah, tentu lingkungan lainpun akan turut mempengaruhi perilaku imitasi anak, seperti tayangan TV, teman main  dan kegiatan sekolah.  Bila menyimak lebih dalam hal ini maka sebaiknya  anak sejak dini diberikan stimulasi-stimulasi berupa contoh-contoh kegiatan dalam bentuk bermain dan  itu semua  bisa didapatkan lewat kelompok bermain, memang bisa saja dirumah anak distimulasi bermain dengan ibu, tetapi  bagi ibu yang bekerja atau bagi ibu yang kurang kreatif tentu hal ini akan menjadi hambatan.
  4. Usia pra sekolah merupakan “USIA BERTANYA’, anak menjadi sering bertanya tentang apa yang dilihat disekelilingnya, mereka  kadang tidak memerlukan jawaban yang jelas  tetapi dengan bertanya anak seakan mempunyai suatu kepauasan tersendiri,  Kita sebagai orang tua ataupun pendidik haruslah selalu melayani pertanyaan anak, karena dengan bertanya berarti anak  sedang mengembangkan rasa ingin tahunya yang tinggi dan sikap senang bertanya ini janganlah dimatikan  karena akan menghentikan kreatifitas berfikirnya.

Untuk itu maka para orang tua akan sangat bijak dalam membimbing anaknya bila mengenal cirri-ciri anak di usia pra-sekolah ini. Jadi tidak ada alasan lagi bagi orang tua untuk memarahi anak dengan teriakan dan pukulan, karena akan mengganggu tumbuh kembang anak.

Didiklah anak-anak dengan penuh kasih sayang dan bimbingan juga support yang terus menerus supaya mereka dapat mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang mereka punya. (Yadi Sas Rusdiyansah, Fungsional Umum Seksi Perpustakaan Pada KAPPDE)