CIMAHI.- Pagelaran Silat Sunda Buhun digelar di Kabuyutan Cipageran Jln. Kolonel Masturi Kota Cimahi, Jumat (23/1/2014). Gelaran itu ditujukan untuk melestarikan pencak silat sesuai dengan pakem-pakem awal kemunculannya di Tatar Sunda.
Eka Lesmana, selaku Ketua Pelaksana dari Kahyangan Project, mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk mengembalikan pencak silat kepada fitrahnya. "Yaitu sebagai media untuk mengingat Tuhan Yang Maha Esa," ujarnya.
Beda silat sunda buhun dengan silat lainnya dari gerakan, serta dari filosofinya. Selain itu, melibatkan alat musik tradisional mulai dari karinding, celempung, terbang, sampai kendang. "Silat sunda buhun memegang pakem aturan yang menurut karuhun disebut 'pamali'. Jangan melanggar, apalagi menyakiti orang lain," tuturnya.
Penggiat sunda buhun di kawasan Bandung Raya masih ada, namun butuh regenerasi lagi. Karena itu, pihaknya banyak mengajak penggiat pencak silat dari berbagai padepokan dan kabuyutan di wilayah Jawa Barat, bahkan hadir kabuyutan dari Papua yaitu "Kujang Cendrawasih Sahabat Metua".
Acara Pagelaran Pencak Silat Sunda Buhun berlangsung sampai 28 Januari 2014. Juga digelar sejumlah pertunjukan seni tradisi seperti "Angklung Gubrag' Kab.Bogor, 'Parebut Seeng' Kab.Bogor, 'Sisingaan' Subang, 'Terbangan' Kab Bandung, 'Bing Brek' Kab. Sumedang, 'Sampyung' Kab. Majalengka, dan 'Lais' Kab. Sukabumi. (NF)