Loading...

Tim Save The Children Kunjungi SDN Leuwigajah 5

Administrator 09 Oktober 2014 161 kali dilihat
Bagikan:
NotFound

Tim Save The Children asal Swedia berkunjung ke SDN Leuwigajah 5 Jln. Kihapit Kota Cimahi, Kamis (9/10/2014). Kunjungan tersebut dilakukan untuk memantau sejauhmana pelaksanaan pendidikan inklusi di sekolah tersebut.

Kelas yang diamati yaitu kelas III, di antara siswa terdapat siswa penyandang disabilitas autis Dimas Erlangga (10) yang kerap disapa Soleh. "Kalau sedang rileks dia mudah bekerja sama dengan siswa lain. Namun, kadang tidak bisa dikendalikan dan harus dibujuk atau perhatiannya dialihkan ke hal lain. Saya juga beri reward dalam bentuk penghargaan atas keberhasilan dia mencapai target belajar," ujar pengajar kelas III, Dina Yunita Handayani.

Kepala SDN Leuwigajah 5 Hj. Eti Rusyati mengatakan, jumlah siswa berkebutuhan khusus di sekolah tersebut sebanyak 31 orang. Terdiri dari disabilitas low learning, tuna grahita ringan, autis, hingga down syndrome. "Kami tidak memiliki guru pembimbing khusus. Karena itu, semua guru harus bisa mendampingi siswa disabilitas di kelasnya," ujarnya.

Sejak 2012, SDN Leuwigajah mendapat pendampingan dari Save The Children untuk peningkatan kapasitas pendidik dalam mengajar siswa disabilitas. Para orangtua siswa disabilitas juga dilibatkan untuk sama-sama melanjutkan pendampingan yang sudah dilakukan di sekolah sampai ke rumah.

"Karena itu, peran guru yang harus bisa mengarahkan mereka untuk bisa belajar bersama siswa lain. Anak berkebutuhan khusus memiliki hak sama mendapat pendidikan, maka guru harus mengajarkan dengan hati, termasuk menyampaikan kurikulum 2013 sesuai dengan kemampuan siswanya," katanya.

Deputi CEO Save The Children Swedia Charlotta Sterky didampingi Project Manager IKEA Project Wiwied Trisnadi mengatakan, kunjungan dilakukan untuk melihat perkembangan pendidikan inklusi di Cimahi. "Penyatuan pelaksanaan pendidikan bagi siswa disabilitas di sekolah umum sangat bagus untuk pengembangan kemampuan siswa disabilitas. Terutama, sebagai bentuk perlindungan hak anak disabilitas mendapat pendidikan yang sama," ujarnya.

Sasaran program Save The Children di Kota Cimahi sebanyak 6 sekolah, terdiri dari 3 SD, 2 SMP, dan 1 SMA. Selain di Cimahi, proyek serupa juga digelar di Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab. Garut, dan Kab. Sumedang.

"Karena itu, dilakukan peningkatan kapasitas guru, bagaimana mereka bisa melaksanakan proses belajar mengajar kepada siswa biasa maupun siswa berkebutuhan khusus. Di Swedia sudah diterapkan hal tersebut, bedanya disediakan kelas khusus untuk sisa disabilitas," ucapnya