CIMAHI - Kantor Arsip Perpustakaan dan Pengelolaan Data Elektronik (KAPPDE) Kota Cimahi berjanji akan kembali mengungkap sejarah singkat kota jauh sebelum masa pemerintahan Kolonial Belanda pada masa kepemimpinan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels.
Kepala KAPPDE Kota Cimahi Harjono mengatakan, pihaknya bersama DPRD telah sepakat untuk merevisi Perda No 30/2003 tentang Sejarah Singkat Kota Cimahi. Karena pada saat itu, wilayah Kota Cimahi yang ada sekarang sudah memiliki pemukiman penduduk dan tata pemerintahannya sendiri.
"Kami akan mengguar lagi mundur sebelum itu. Karena pada saat itu Cimahi sudah menjadi sebuah wilayah dan telah ada pemukiman disitu dan sudah ada tata pemerintahan," katanya, kepada pewarta, Kamis (30/7/2015).
Penelusuran lebih komprehensif lagi terhadap fakta sejarah tersebut perlu dilakukan agar memperkaya khazanah sejarah peradaban Cimahi. Harjono meyakini, penamaan dalam setiap jalan Kandang Uncal dan Gado Bangkong memiliki nilai historis yang melekat.
Untuk melakukan hal tersebut, haruslah kaidah-kaidah ilimiah yang mendalam. Diperlukan penelusuran-penelusuran yang lebih komprehensif seperti pengakuan dari para tokoh yang berada di petilasan-petilasan sejarah kota.
"Petilasan itu biasanya punya tutur jadi nanti kita akan diskusikan dengan tokoh-tokoh agar sesuai kaidah-kaidah ilmiah," ujarnya.
Mengenai penamaan jalan terkait sejarah Cimahi, lanjutnya, sebagian jalan telah dinamai nama-nama tokoh pahlawan lokal Cimahi sejak 2007 dan nama tokoh-tokoh pahlawan Nasional. Tapi, ada sebagian jalan yang masih belum dinamai nama tokoh-tokoh pahlawan.
"Kalau ada makna historisnya kenapa harus diganti. Adapun penamaan jalan-jalan seperti jalan SMP dan jalan Lurah misalnya saja, kemungkinan akan diganti nama tokoh sejarah Cimahi tapi perlu kajian komprehensif," pungkasnya (ha)