CIMAHI - Sebagai bentuk solidaritas warga yang menjadi korban bencana kabut asap di Sumatera dan Kalimantan, ratusan guru dan jurnalis yang tergabung dalam Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Kota Cimahi melakukan aksi penggalangan dana di sekitar Mesjid Agung Kota Cimahi, Sabtu (31/10/2015).
Aksi sosial yang dilakukan selama 20 menit itu berhasil mengumpulkan dana hingga Rp1,5 juta. Selanjutnya, dana yang terkumpul rencananya akan disalurkan melalui lembaga sosial kredibel.
Seorang guru, Devi Feli Yulianti (30) mengaku sangat prihatin atas bencana asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera tersebut.
"Sebagai tenaga pengajar saya mengkhawatirkan kondisi kesehatan dan kelangsunan pendidikan anak-anak disana," katanya di sela-sela Workshop Literasi Keuangan Guru se-Cimahi.
Melalui media massa, dia mengaku miris dan sedih. Bagaimana pendidikan anak-anak disana dengan kondisi kabut asap yang mengancam. Belum kekurangan oksigen dan berbagai penyakit akibat asap yang tidak sehat ini.
Ketua PJI Kota Cimahi Hedi Ardia mengatakan, penggalangan dana bagi korban bencana kabut asap merupakan bentuk keprihatinan para pekerja media di Cimahi bersama para guru guru.
Hal ini juga bagian dari kritik kepada pemerintah agar lebih serius dalam menangani pembakaran lahan gambut di dua provinsi tersebut.
"Orang masih bisa hidup kalau tidak makan satu sampai dua hari, tapi orang bisa mati karena tak bsia bernafas dalam hitungan menit," ujarnya.
Diharapkan bantuan dana yang dikumpulkan bisa digunakan untuk kebutuhan urgen Warga korban kabut asap seperti oksigen atau masker.
"Mari kita sama-sama saling peduli untuk saudara-saudara kita yang menjadi korban kabut asap ini," katanya (ha)