CIMAHI - Demi menghindari membengkaknya pengeluaran kas daerah dalam hal
pengangkutan sampah saat beroperasinya TPA Legoknangka pada 2017
mendantang, Pemkot Cimahi akan terus menyosialisasikan keberadaan Bank
Sampah supaya bisa mengurangi volume sampah yang diproduksi masyarakat.
Kabid
Kebersihan DKP Kota Cimahi Ade Ruhiyat mengatakan, pihaknya akan terus
kordinasikan kepada RW untuk disampaikan lagi kepada masyarakat bahwa
ada tempat yg bisa dimanfaatkan untuk mengolah sampah.
Disamping
itu, pihaknya pun telah menyediakan 68 unit TPS (Tempat Pembuangan
Sementara) Sampah. Dari jumlah itu, 18 unit merupakan TPS berbentuk
lahan dan sisanya merupakan TPS berbentuk bak sampah.
"Karena
keterbatasan lahan juga jadi sebagian ada yang berbentuk lahan dan
sisanya berbentuk bak yang nantinya diangkut oleh truk," katanya, kepada
pewarta, Minggu (6/3).
Menurutnya, keberadaan Bank Sampah perlu
dilakukan mengingat biaya pengeluaran untauk mengangkut sampah
dipastikan akan lebih tinggi. Sekadar gambaran, biaya untuk tipping fee
pengelolaan sampah yang ditetapkan oleh Badan Pengelolaan Sampah
Regional (BPSR) Jawa Barat di TPA Sarimukti yang awalnya Rp29.000
menjadi Rp123.000 saat di TPA Legok Nangka nanti. Belum termasuk biaya
operasional ongkos angkutannya.
Di TPA Sarimukti sendiri, Pemkot
Cimahi menghabiskan anggaran sebesar Rp2 miliar untuk biaya tipping
feenya. Sementara jika ditambah ongkos operasional angkutannya sendiri
menghabiskan total anggaran sebesar Rp10-11 miliar. (ha)