CIMAHI - Fogging atau pengasapan adalah salah satu upaya untuk menangkal serangan nyamuk Aedes Aegypti. Tapi, untuk melakukannya tak bisa sembarangan. Bila dilakukan asal-asalan, justru malah akan berbahaya.
Sebab, material fogging mengandung bahan kimia beracun yang sangat berbahaya jika dihirup.Kepala
Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Pratiwi mengungkapkan, pengasapan atau
fogging bukanlah cara ampuh untuk memutus rantai nyamuk penyebab Demam
Berdarah Dangue (DBD). Sebab, fogging hanya mematikan jentik nyamuk
dewasa, sementara jentiknya tidak mati.Malah,
jelas Pratiwi, fogging memiliki dampak yang cukup berbahaya bagi
kesehatan. Dalam asap fogging, terdapat banyak polutan (zat pencemar)
yang dapat mencemari makanan, air minum dan lingkungan rumah."Jadi,
setelah pelaksanaan fogging dapat mengganggu kesehatan warga baik
secara langsung maupun tidak langsung," jelas Pratiwi saat ditemui di
Pemkot Cimahi, Jalan Rd. Hardjakusumah, Rabu (30/1/2019).Kemudian,
kandungan malathion pada asap fogging dapat menyebabkan kelainan
saluran pencernaan (gastrointestinal). Bagi wanita hamil yang
terpapar malathion risiko kelainan gastrointestinal pada anaknya 2,5
kali lebih besar.Paparan malathion ini
juga mengakibatkan leukemia pada anak-anak, aplastik anemia, gagal
ginjal, dan defek pada bayi baru lahir serta berperan dalam
kerusakan gendan kromosom, kerusakan paru serta penurunan sistem
kekebalan tubuh."Lalu,
penelitian juga menyimpulkan malathion mempunyai peran terhadap 28
gangguan pada manusia, mulai dari gangguan gerakan sperma hingga
kejadian hiperaktif pada anak," papar Pratiwi.Atas
dampak bahaya yang ditimbulkan, Pratiwi meminta masyarakat tak
menjadikan fogging sebagai acuan untuk menangkal DBD. Tapi yang
terpenting, mematikan jentik nyamuk Aedes Aegypti dengan pelaksanaan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)."Fogging bukan
merupakan langkah pencegahan munculnya penderita DBD melainkan untuk
memutus rantai bila telah terjadi penularan DBD," tandas Pratiwi