CIMAHI.- Perhatian Pemerintah Kota Cimahi dalam dunia kesehatan menuai penghargaan iternasional pada kegiatan The 2nd Sound Hearing
World Congress atau Kongres Kedua Suara dan Pendengaran yang diadakan
di Bali. Upaya meningkatkan kesehatan pendengaran masyarakat harus terus
digalakkan lewat berbagai program.
Walikota Cimahi Ajay
M. Priatna didampingi Kepala Departemen THT dan Kepala Leher (THT-KL)
RS Dustira-Fakultas Kedokteran Unjani Letkol Sigit Sasongko selaku
Komite Daerah (Komda) PGPKT Kota Cimahi mengatakan suatu kehormatan dan
kebanggaan karena dedikasi pemerintah yang bekerjasama dengan RS Dustira
selama ini melalui berbagai kegiatan dalam memeriksa kesehatan Telinga
Hidung dan Tenggorokan (THT) mendapat apresiasi dari pemerintah pusat
melalui Kementerian Kesehatan. "Perhatian tersebut menurut Kementerian
Kesehatan sebagai upaya pencegahan ketulian ditengah masyarakat dan
meningkatkan kesehatan pendengaran masyarakat," ujarnya.
Berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Kota Cimahi, jumlah kasus gangguan pada
telinga di Kota Cimahi mencapai 134 kasus. Wali Kota mengklaim, jumlah
gangguan pada pendengaran di Kota Cimahi terbilang sedikit.
"Hal
itulah yang menjadi salah satu indikator mengapa Cimahi mendapat
penghargaan sebagai kota telinga sehat. Di Cimahi termasuk yang paling
sedikit dalam hal kesehatannya terganggu di pendengaran," katanya.
Diakuinya,
potensi terganggunya pendengaran di Indonesia, termasuk di Kota Cimahi
cukup besar. Terlebih lagi, hampir setiap hari dihadapkan pada
suara-suara bising.
Pihaknya juga mendorong masyarakat melakukan
pemeriksaan pendengaran anak sejak dini. "Bagi warga usia dini mestinya
wajib di skrining pendengarannya. Kalau ada potensi gangguan bisa
dideteksi lebih awal dan ditreatment sehingga kerusakan bisa lebih
optimal dicegah," tuturnya.