CIMAHI.- Pemerintah Kota Cimahi bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Cimahi rutin melakukan peningkatan kapasitas guru mengaji se-Kota Cimahi. Diharapkan, program tersebut dapat mendukung pendidikan agama bagi masyarakat.
"Silaturahmi dan pembinaan guru ngaji merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan Baznas Kota Cimahi sebagai bagian upaya meningkatkan kapasitas mengajar para guru tersebut," ujar Ketua Baznas Kota Cimahi, KH. Asep Hilman Mubarok.
Dalam kegiatan tersebut, turut dilakukan pemberian santunan kepada siswa dan guru mengaji. Dia mengatakan, setiap pekan pada hari Selasa malam Baznas Kota Cimahi bersama MUI Kota Cimahi, dan Guru Ngaji se-Kota Cimahi di bawah naungan FKDT (Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah) melaksanakan kegiatan Program Maghrib Mengaji. "Kegiatan Magrib Mengaji sudah berjalan rutin sejak tahun 2020 sampai sekarang," terangnya.
Menurut Asep, kegiatan tersebut cukup positif karena memberikan edukasi kepada anak-anak Diniyah, agar senantiasa membaca Al-Quran secara berjamaah. "Kegiatan diikuti oleh ratusan santri dari berbagai tempat Diniyah di Kota Cimahi melalui aplikasi zoom meeting. Berkontribusi memberi edukasi kepada anak-anak agar senantiasa membaca Al Qur'an sebagai rutinitas untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT," katanya.
Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Cimahi Mardi Santoso mengatakan, program pembinaan guru ngaji merupakan bagian dari kepedulian pemerintah kepada kegiatan pendidikan agama di masyarakat
"Guru ngaji memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk akhlak dan karakter masyarakat, terutama generasi muda. Kami sangat mengapresiasi dan mendukung penuh peran mulia yang diemban oleh para guru ngaji," ujarnya.
Menurutnya, Baznas tidak hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas. Sehingga para guru ngaji memiliki bekal yang lebih baik dalam mendidik generasi penerus.
"Peningkatan kapasitas guru ngaji sangat penting, karena berpengaruh besar terhadap kualitas pendidikan agama. Memungkinkan guru ngaji untuk memahami tantangan globalisasi dengan berbagai pengaruh asing kepada anak-anak.
Sehingga dapat menyesuaikan metode mengajar dan berkomunikasi dengan murid menggunakan cara yang relevan dan sesuai dengan kondisi saat ini," ungkapnya.
Dengan wawasan yang luas, guru ngaji bisa menjawab pertanyaan dan kebutuhan murid dengan lebih baik, serta menghindari miskonsepsi dalam penyampaian ilmu agama.
"Metode mengajar yang kreatif, penuh empati, dan relevan dengan kebutuhan zaman membuat anak-anak merasa nyaman dan tertarik untuk mendalami agama, sehingga pendidikan agama menjadi lebih menyenangkan," tuturnya.
Pihaknya berharap kolaborasi antara pemerintah, Baznas, dan masyarakat dapat berlanjut dan semakin kuat kedepannya. "Mari kita jadikan program ini sebagai salah satu bentuk ikhtiar kira dalam mencerdaskan dan memperkuat akhlak generasi penerus. Kami percaya dengan dukungan dari berbagai pihak, pendidikan agama di Kota Cimahi akan semakin maju dan berkualitas," tuturnya.**