Banjir
merupakan suatu hal yang rutin terjadi di kota-kota besar, tak terkecuali di
kota Cimahi Jawa Barat. Banjir kerap kali menerjang beberapa wilayah di kota
yang berpenduduk kurang lebih 600.000 jiwa tersebut.
Pada
awal bulan Oktober 2022 saja, hujan
deras yang mengguyur kawasan Bandung Raya telah membuat 41 titik jalan di Kota
Cimahi terendam banjir.
Banjir
cukup tinggi, mencapai satu meter, merendam ruas Jalan Kolonel Masturi dan Amir
Mahmud, Kota Cimah. Pengendara motor yang nekat menerobos banjir, harus
menanggung konsekuensi kendaraannya mogok. Kemacetan parah terlihat di dua
jalan protokol itu.
Tentu
saja hal ini dapat menghambat berbagai macam aktivitas warga masyarakat yang
ada di kota Cimahi dan sekitarnya,
Bahkan tak jarang banjir tersebut memberikan dampak yang dapat merugikan
masyarakat.
Untuk
mencegah dan mengurangi dampak banjir yang sering terjadi, Pemerintah Daerah Kota Cimahi bekerja sama
dengan pemerintah daerah di kawasan Bandung Raya yaitu kota Bandung dan
kabupaten Bandung pada bulan Februari tahun 2022 lalu telah meresmikan dan
memfungsikan kolam retensi di Kelurahan Pasirkaliki Kota Cimahi.
Kolam
retensi tersebut diharapkan mampu mengurangi debit air penyebab banjir yang
sering terjadi di beberapa wilayah kota Cimahi dan sekitarnya.
Kolam
retensi Pasirkaliki direncanakan menjadi penampung air sungai Cilember yang
sering meluap ke rumah warga konstruksi kolam ini akan dibuat secara permanen
pada 2023 mendatang oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.
Berbagai
upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kota Cimahi untuk menangani bencana
banjir yang sering terjadi bukan tanpa menemui hambatan, salah satu hal yang sedang diupayakan Sampai
dengan saat ini adalah pembebasan wilayah di kecamatan Margaasih Kabupaten
Bandung untuk pengentasan banjir di wilayah Melong kecamatan Cimahi Selatan.
Di usia yang sudah menginjak 21 tahun Kota Cimahi memiliki berbagai tantangan dan dinamika yang masih terus akan terjadi, peran serta seluruh stakeholder pemerintahan dalam merumuskan kebijakan dan juga kesadaran masyarakat akan menjaga kebersihan lingkungan menjadi salah satu kunci utama untuk menyelesaikan berbagai tantangan khususnya bencana banjir yang terjadi di "Kota Satelit" Bandung Raya tersebut.