Beberapa waktu
lalu Kota Cimahi Kembali digegerkan dengan kasus kekerasan yang menimpa 2 orang
anak, mirisnya kekerasan tersebut diduga dilakukan oleh Ayah kandungnya.
Bagaimana cara
mengendalikan emosi pada anak ketika ia berbuat ulah? Hal ini tentu menjadi
tantangan tersendiri bagi setiap orang tua. Agar hubungan emosi Anda dengan si
Kecil tetap terjaga, yuk simak tips-tips berikut ini!
Ada beberapa
alasan mengapa orang tua tidak bisa menahan emosi pada anaknya yaitu sebagai
berikut.
1. Rasa Takut
Orang tua marah
biasanya karena takut terhadap sesuatu hal yang buruk menimpa anaknya. Ya, rasa
takut bisa membuat orangtua spontan berteriak atau bahkan memukul anak.
Sebagai contoh
ketika anak bermain di tempat yang berbahaya seperti dekat peralatan listrik,
di kolam yang dalam dan sebagainya.
Marah itu
biasanya refleks terjadi terutama jika anak tidak mengindahkan teguran dan
peringatan Anda.
Meskipun
tujuannya baik, usahakan sebisa mungkin lakukan cara-cara mengendalikan emosi
pada anak agar tidak memperkeruh keadaan.
2. Pengaruh
Stress
Selain karena
takut, kondisi yang sedang banyak pikiran atau stres berat juga bisa
menyebabkan orang tua melampiaskan kekesalan kepada anak.
Hal ini terutama
jika saat itu anak sedang berbuat ulah atau kesalahan. Meskipun kesalahan
tersebut sebenarnya sepele, tetapi ibu malah memarahi anak.
Jika membiarkan
hal ini terus terjadi, anak akan bingung mana yang diperbolehkan orangtua dan
mana yang akan dilarang.
Lantas Bagaimana
Cara Kita Mengelola Stress Pada Anak?
1. Tentukan
Situasi Saat Anda Marah
Sering kali saat
Anda marah kepada anak, masalahnya sebenarnya sepele. Maka, tetapkan dulu
batasan-batasan perilaku mana yang perlu ditindak tegas dan mana yang masih
bisa dibicarakan baik-baik.
Ingat, tidak
semua kenakalan anak harus direspons dengan cara memarahi atau menghukum anak.
Dengan begitu, Anda pun akan lebih tenang dalam menghadapi ulah si Kecil.
Cara
mengendalikan emosi pada anak yang pertama adalah pilihlah kesalahan anak yang
penting-penting saja, seperti jika ia bersikap buruk dengan orang lain.
Sementara untuk
kesalahan sepele seperti menaruh jaket di lantai sebaiknya tidak perlu disikapi
dengan marah.
2. Segera
Tenangkan Diri Ketika Anda Ingin Marah
Saat mendapati
ulah si Kecil yang menjengkelkan, Anda mungkin jadi naik pitam dan akhirnya
berteriak atau membentak. Hindarilah luapan emosi ini dengan menenangkan diri
dan membuat perasaan serileks mungkin.
Salah satu cara
mengendalikan emosi pada anak yang paling efektif adalah dengan menarik napas
sedalam mungkin. Kemudian embuskan dan ulangi beberapa kali sampai emosi Anda stabil.
Kedua, Anda bisa
pergi menjauh dulu dari si kecil, misalnya ke kamar. Jika sudah merasa lebih
tenang, barulah mengajak anak berbicara dan memberikan arahan untuk tidak
mengulangi perilakunya lagi secara tegas.
3. Hindari
Memukul
Cara
mengendalikan emosi pada anak selanjutnya adalah hindari memukul ataupun
hukuman fisik lainnya apapun yang terjadi.
Memukul akan
mengajarkan anak-anak bahwa menyakiti orang lain itu diperbolehkan. Hal ini
dapat menyebabkan mereka percaya bahwa cara memecahkan masalah adalah dengan
menggunakan kekerasan.
Selain itu,
memukul anak tidak akan membuat Anda merasa lebih baik. Bukannya lega, Anda
justru akan dihantui rasa bersalah dan emosi negatif lainnya.
Terlebih lagi,
kekerasan bisa membuat anak kehilangan kepercayaan pada orangtua sehingga ia
justru akan bertingkah lebih nakal.
Menurut Journal
of Psychopathology, 8 dari 10 remaja menyatakan bahwa ia pernah dipukul atau
ditampar oleh orang tuanya dan hal itu meninggalkan efek negatif dalam dirinya.
4. Kendalikan
Cara Bicara
Semakin tenang berbicara, semakin mudah juga
Anda menenangkan perasaan dan menahan emosi. Sebaliknya, kata makian atau
bentakan akan membuat amarah akan semakin naik
Oleh karena itu,
cara mengendalikan emosi pada anak yang efektif adalah kendalikan cara bicara
Anda sebisa mungkin.
Semakin sering
dilatih, Anda bisa menguasai diri dan membuat anak mengerti bahwa perilakunya
salah.
Stanford
Children Health menyarankan untuk gunakan kata “saya” daripada kata “kamu” saat
sedang marah. Contohnya, “Mama jengkel kalau kamu melakukan ini karena…”, bukan
“Kamu bikin Mama jadi stres.”
5. Coba
Menghitung
Selain
memberikan penegasan pada anak, menghitung satu sampai sekian bisa menjadi cara
mengendalikan emosi pada anak.
Sebagai contoh,
“Rapikan mainanmu sekarang. Ibu hitung sampai sepuluh. Kalau sampai sepuluh
belum rapi, kamu tidak boleh pakai mainan ini lagi. Satu… dua….”
Nah, jika si
Kecil masih belum mematuhi perintah Anda, coba untuk memberi peringatan lagi
dengan sikap yang tegas tanpa meneriaki atau membentak anak.
Seperti
diketahui, dua bocah yang tinggal di sebuah kontrakan di Jalan Pesantren, RT
07/07, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi dianiyaya ayah
kandungnya yakni Ade (37) yang kini sudah ditetapkan jadi tersangka.
Semoga dengan
cara – cara tersebut dapat menanggulangi rasa emosi orang tua kepada anak-anak,
sehingga kekerasan dapat sangat diminimalisir dan bahkan harus untuk dihindari.