Beberapa waktu ini, Kota Cimahi dan beberapa daerah lain di Provinsi Jawa Barat
sedang dihebohkan oleh Ratusan Unggas yang mati akibat Virus Flu Burung.
Wargi Cimahi
mungkin sudah tidak asing lagi dengan penyakit "sejuta umat" yaitu
influenza. Virus influenza sangat mudah menular dari satu orang ke orang
lainnya. Penyakit tersebut bisa ditularkan melalui kontak langsung, yaitu bila
tidak sengaja menghirup percikan liur yang ada di udara saat pengidap bersin
atau batuk. Penularan influenza juga bisa melalui non-kontak. Misalnya,
menyentuh benda yang sudah tercemar virus.
Dalam banyak
kasus, seseorang yang terpapar virus influenza akan mengalami gejala ringan,
seperti batuk, bersin, demam, lelah, nyeri otot, hidung tersumbat, dan sakit
kepala. Hal yang bikin resah, penyakit yang ditularkan lewat udara ini terus
bermutasi dan mengakibatkan berbagai penyakit serius lainnya. Misalnya, flu
burung.
Flu burung merupakan
penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A yang ditularkan
oleh unggas ke manusia. Gejala flu burung umumnya baru muncul setelah 2–5 hari
terpapar virus ini. Gejala yang timbul pada tiap penderita juga dapat
berbeda-beda, mulai dari yang ringan hingga parah. Secara umum, penderita flu
burung akan mengalami gejala berupa:
·
Demam
·
Batuk
·
Sakit tenggorokan
·
Hidung berair atau tersumbat
·
Sakit kepala
·
Nyeri otot
Beberapa hal
yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi Flu Burung adalah:
·
Menghindari kontak langsung dengan unggas
·
Menghindari kontak langsung dengan orang sakit
·
Menjaga kebersihan dan mencuci tangan secara
rutin
·
Tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut, sebelum
cuci tangan
·
Mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah
dimasak hingga matang
·
Menerapkan etika batuk, yaitu dengan menutup
mulut dan hidung dengan tisu atau lipat siku saat batuk atau bersin.
Hingga kini,
masih belum ada obat yang benar-benar ampuh guna mengatasi penyakit flu burung
pada ayam. Meski demikian, penyakit ini bisa dicegah dengan melakukan beberapa
tindakan yang dapat mencegah terjadinya penyakit flu burung pada ternak, yaitu:
Yang pertama
adalah melakukan peningkatan biosekuriti pada peternakan. Tindakan umum yang
umum dilakukan dalam program biosekuriti adalah:
Mengawasi keluar
masuknya hewan, mencegah kontak dengan hewan atau hewan liar, membersihkan dan
mendesinfeksi sepatu, pakaian, dan peralatan yang dipakai ketika menangani
hewan secara rutin, mencatat pengunjung, hewan, dan peralatan yang masuk dan
keluar.
Selanjutnya
adalah melakukan vaksinasi pada ternak. Pemberian vaksinasi dapat diberikan
pada ayam umur 35-40 minggu agar titer HI memadai sampai usia menjelang afkir
pada umumnya sebanyak 2-4 kali.
Segera melakukan
depopulasi (pemusnahan terbatas atau selektif) di sekitar daerah tertular
dengan cara melakukan pengendalian lalu lintas keluar masuk unggas, melakukan
pengamatan pada ternak (surveilans) dan penelusuran (tracking back).
Kemudian,
peternak dapat melakukan pengisian kandang kembali (restocking) setelah
depopulasi ternak dalam kondisi kandang yang bersih dan steril.
Tak kalah
penting, melakukan peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness) pun
dapat dilakukan. Khususnya pada masyarakat yang beternak unggas, sehingga dapat
mengetahui secara dini kala ternak memiliki gejala terserang virus flu burung
ini.
Melakukan
monitoring dan evaluasi ternak untuk mengetahui perkembangan ternak pasca
pemusnahan secara selektif pada daerah tertular, guna mencegah dan menanggapi
lebih sigap apabila hal serupa terjadi di kemudian hari.