CIMAHI – Pemerintah
Daerah Kota Cimahi siap berkolaborasi dengan Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan Bandung (BBPOM Bandung) untuk melaksanakan Program Advokasi Prioritas Nasional Keamanan Pangan dalam
rangka mengantisipasi stunting (Gizi Buruk).
Hal ini diungkapkan
Pj Wali Kota Cimahi Dikdik Suratno Nugrahawan Rabu (29/3), menurutnya kegiatan advokasi ini menjadi salah satu
katalisator penanggulangan stunting di Kota Cimahi.
"Ketika
membicarakan soal keamanan pangan tentu ini akan memiliki ketersinggungan
dengan program yang lain, yakni dengan penanganan stunting, saya harap kegiatan
advokasi ini menjadi salah satu katalisator penanggulangannya," Ungkap
Dikdik di Komplek Pemerintahan Kota Cimahi.
Dia memimpikan, setelah advokasi ini, ada
langkah yang dilakukan untuk memastikan gizi bagi kelompok masyarakat pada
1.000 hari kehidupan pertamanya terjaga demi mengantisipasi stunting.
"Ini
menjadi hal yang harus kita pastikan dalam upaya kita menanggulangi stunting
ini seperti Program pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Jawa
Barat," tambahnya.
Lebih lanjut,
Dikdik mengatakan bahwa keamanan pangan menjadi hal yang bersifat sangat
mendasar, karena menurutnya makanan adalah sumber utama juga bagaimana
masyarakat terbentuk.
"Karenanya
penting untuk kita diskusikan bagaimana meyakinkan masyarakat Cimahi untuk
mengkonsumsi makanan yang berkualitas dalam arti berkaitan dengan kandungan
kimiawinya yakni bebas dari cemaran yang bersifat merugikan kesehatan
masyarakat kita," ucapnya.
Karenanya dia
meminta pejabat Pemkot Cimahi yang hadir dalam giat advokasi dengan BBPOM
Bandung ini, bisa menyebarkan apa yang didapat kepada rekan-rekan kerjanya, dan
umumnya pada masyarakat seluas-luasnya. Terutama, lanjut dia, yang berkaitan
dengan program nasional BBPOM Bandung yang pertama berkaitan dengan menciptakan
keamanan pangan desa, yang kedua keamanan Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS
aman), dan yang ketiga pangan aman berbasis komunitas.
"Jadi saya
minta masing-masing memahami apa yang dibahas sehingga dapat mengaplikasikan
ketiga program nasional itu," tutup dia***