CIMAHI.- Memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Tingkat Kota Cimahi Tahun 2023, Pemerintah Kota Cimahi melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi menggelar simulasi bencana di kawasan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cimahi Japan Dra. Djulaeha Karmita Kota Cimahi, Kamis (25/5/2023). Simulasi digelar untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan potensi bencana di Kota Cimahi.
Kegiatan simulasi diawali dengan Apel Kesiapsiagaan Bencana Kota Cimahi. Sedikitnya 300 peserta terlibat dalam simulasi bencana tersebut meliputi perwakilan insitusi / lembaga / Perangkat Daerah, Kecamatan, Kelurahan, Organisasi Profesi, Kwarcab, PMI, TAGANA, serta dari unsur lainnya.
Simulasi bencana diawali dengan kejadian gempa bumi di sekitar kantor DPRD Kota Cimahi. Tim gabungan dengan sigap melakukan evakuasi sejumlah pegawai dalam kondisi luka-luka hingga korban jiwa. Gempa bumi memicu kejadian kebakaran sehingga tim Damkar pun bergerak melakukan upaya pemadaman agar api bisa tertangani.
Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) diperingati setiap tanggal 26 April sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Tema HKB Tahun 2023 yaitu Tingkatkan Ketangguhan Desa atau Kelurahan, Kurangi Risiko Bencana.
HKB menjadi salah satu tonggak sejarah penting dalam penanggulangan bencana di Indonesia yang lebih baik. Setiap tahunnya ditekankan untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan, pencegahan dan kewaspadaan masyarakat dalam mengantisipasi dan menghadapi potensi bencana, serta mendorong semangat kerelawanan, gotong royong, meningkatkan partisipasi publik dan peran aktif masyarakat menjadi budaya sadar bencana.
PJ. Walikota Cimahi Dikdik S. Nugrahawan mengatakan, HKB menjadi media edukasi dan sosialisasi respon awal kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
"Jadikan Hari Kesiapsiagaan Bencana sebagai momentum untuk meningkatkan sinergitas, keterlibatan dan partisipasi semua pihak ataupun stakeholder serta komponen masyarakat di Kota Cimahi. Kita sadari upaya penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan sendiri melainkan memerlukan peran aktif seluruh pihak," tegasnya.
Menurutnya, Program Kesiapsiagaan Bencana dilakukan guna meminimalisir ancaman bencana, meminimalisir kerentanan masyarakat, meminimalisir akibat dan dapat menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.
"HKB bukan sekedar seremoni, namun harus menjadi momentum menguatkan kembali eksistensi masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana berbasis komunitas sebagai komponen utama upaya pengurangan risiko bencana di masa depan," katanya.
Ia pun menghimbau masyarakat Kota Cimahi dapat melakukan latihan evakuasi mandiri jika terjadi bencana.
"Dengan pembentukan kelurahan tangguh bencana, forum pengurangan risiko bencana dan menjalin partisipasi masyarakat dan relawan peduli bencana maka diharapkan kita dapat menuju masyarakat Kota Cimahi yang tangguh bencana," tandasnya.
Kakorlaps Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Brigjen TNI Lukmansyah menegaskan pentingnya bersiapsiaga menghadapi bencana. "Masyarakat harus menyiapkan diri menghadapi bencana, termasuk pengetahuan terkait kebencanaan juga peralatan kegawatdaruratan. Simulasi bencana harus dilakukan berulang-ulang agar pada saat terjadi bencana resiko bencana yang diterima semakin rendah karena masyarakat sudah paham apa yang harus dilakukan," ungkapnya.
Ia pun berpesan pada masayarakat Kota Cimahi untuk menjaga lingkungan. "Jaga lah lingkungan, jaga lah resapan air agar bencana-bencana yang terjadi tidak menimbulkan resiko yang terlalu besar," pungkasnya.***