CIMAHI – Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP3AP2KB) menggelar Pertemuan Kampung Keluarga Berkualitas (KKB) Tingkat Kota Cimahi Tahun 2025, Rabu (1/10), di Ballroom Mal Pelayanan Publik Cimahi. Acara ini diikuti 100 peserta yang terdiri atas perangkat daerah, camat, lurah, kader, petugas lini lapangan KB, hingga perwakilan Forum Genre dan Forum Anak.
Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, menegaskan bahwa pembangunan berkelanjutan harus berawal dari keluarga. “Keluarga adalah fondasi utama. Pembangunan yang sehat dan tangguh dimulai dari keluarga berkualitas,” ujarnya. Ia menyoroti stunting sebagai tantangan serius yang dapat mengancam masa depan generasi penerus.
Menurut Ngatiyana, percepatan penurunan stunting menjadi prioritas nasional, termasuk di Cimahi. Program KKB disebut strategis karena menghadirkan layanan pembangunan keluarga, kependudukan, dan KB secara terpadu. Upaya ini meliputi edukasi gizi, pembinaan pola asuh, hingga penguatan peran orang tua sebagai teladan.
“Stunting bukan hanya masalah gizi, tetapi persoalan masa depan anak bangsa. Oleh karena itu, penanganannya harus menyeluruh dan melibatkan semua sektor,” tegasnya.
Kepala DP3AP2KB Cimahi, Fitriani Manan, menambahkan bahwa penguatan KKB sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Kampung Keluarga Berkualitas. Sasaran utama adalah keluarga berisiko stunting, khususnya pada periode seribu hari pertama kehidupan anak. “Kolaborasi lintas sektor dan data akurat di lapangan menjadi kunci keberhasilan,” ujarnya.
Dalam forum tersebut juga diperkenalkan program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) dari BKKBN, yang melibatkan kampung KB dalam penyediaan makanan bergizi. Program ini tidak hanya memastikan kecukupan gizi, tetapi juga menjadi sarana edukasi agar masyarakat memahami pentingnya pola makan sehat.
Yoke Dadiputri, narasumber dari BKKBN Jawa Barat, menyebut DASHAT sebagai langkah nyata memberdayakan keluarga sekaligus meningkatkan kesadaran akan gizi seimbang. “DASHAT bukan sekadar soal makanan, tetapi membangun kesadaran kolektif untuk hidup sehat,” tandasnya.