CIMAHI - Sempat dirujuk dan dinyatakan positif difteri, Liawati (42), warga Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi kini dinyatakan terbebas dari virus luar biasa itu alias negatif.
Sekretris Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Fitriani Manan menjelaskan, saat menjalani pemeriksaan beberapa waktu lalu di RSUD Cibabat, pasien tersebut memang positif terkena difteri. Pasalnya, berdasarkan hasil pemeriksaan, ada batang berhelter.
"Biasanya kalau batang berhelter itu khas untuk difteri. Tapi begitu di RSHS diperiksa ulang sampai 3 (tiga) kali, ternyata negatif," terangnya
saat dihubungi via telepon, Selasa (13/2/2018).
Jadi, tegas dia, yang dikonfirmasi positif suspect difteri hanya satu orang. Yakni atas nama Muhammad Dicki, warga Cigugur Tengah, Kecamatan
Cimahi Tengah. Anak berusia 5 tahun itu telah meninggal beberapa waktu lalu.
Sejauh ini, kata Fitriani, warga Kota Cimahi yang terindikasi difteri dan telah dirujuk ke RSHS Bandung ada sekitar sembilan orang. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan detail, semuanya yang dirujuk dinyatakan negatif.
"Yang positifnya cuma 1 (satu, atas nama Dicki)," katanya.
Dikatakannya, sejak kasus meninggalnya Dicki, masyarakat maupun Dinas Kesehatan Kota Cimahi lebih waspada lagi. Pasalnya, semenjak kejadian itu, warga lebih rutin memeriksakan kesehataanya ke tempat pelayanan kesehatan.
"Semenjak kasus Dicki itu memang lebih waspada lagi untuk warga sekitar. Dalam artian kalau nyeri menelan, segera memeriksakan diri, kontrol ulang sebelum sembuh," ujarnya.
Untuk pencegahannya, Fitriani menghimbu, khusus bagi bayi 0-11 bulan harus mendapatkan tiga dosis imunisasidasar DPT-HB-Hib pada usia dua, tiga dan empat bulan. Kemudian saat usia 18 bulan diberikan kembali satu dosis DPT-HB-Hib.
Bagi anak usia Sekolah Dasar (SD) kelas I, wajib mendapatkan satu dosis imunisasi. Kelas II dan V wajib mendapatkan imunisasi Td.
Selain itu, pencegahan juga harus dilakukan dengan menerpakan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah dan lingkungannya masing-masing.
Pola PHBS bisa dilakukan dengan cara persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, ASI eksklusif selama enam bulan, menimbang bayi dan balita,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari serta tidak merokok dalam rumah.
"Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan dan minuman, makanan berimbang, bergizi asupannya," imbuhnya. (FB)