Peran generasi muda sangat penting terhadap maju atau mundurnya sebuah bangsa. Anak termasuk juga di dalammya karena kelak di kemudian hari, mereka akan tumbuh dan berkembang menjadi pemimpin dan sosok-sosok pembangun negara.
Peran anak sama pentingnya dengan orang dewasa. Tak heran, setiap negara memiliki hari khusus untuk merayakan Hari Anak Nasional (HAN). Begitu juga dengan Indonesia. Cara merayakannya pun tentu saja tidaklah sama. Pada bahasan kali ini, kita akan melihat apa saja perbedaaan perahyaan hari anak di Indonesia dan Jepang.
Mengapa Jepang? Salah satu alasannya adalah karena Jepang terkenal sebagai salah satu negara maju yang menerapkan pendidikan karakter yang sangat baik pada anak-anak. Sejak kecil, anak-anak di Jepang sudah dilatih untuk memiliki sifat santun, bertika, disiplin, menjaga kebersihan, serta mencintai budaya mereka sendiri.
Nah, apa saja perbedaan antara perayaan hari anak di Indonesia dan Jepang? Yuk, kita simak.
Hari Anak di Indonesia
Pemerintah Indonesia menetapkan Hari Anak Nasional (HAN) setiap tanggal 23 Juli, berdasarkan Keputusan Presiden RI No 44 tahun 1984. Penetapan tanggal ini berawal dari gagasan mantan Presiden RI, Bapak Soeharto.
Pemerintah menginstruksikan agar kegiatan Hari Anak Nasional dilaksanakan di tingkat pusat hingga daerah. Setiap tahun, Hari Anak Nasional dirayakan dengan tema berbeda. Demikian juga dengan tempat penyelenggaraan acara puncak nasional. Acara ini sama sekali tidak melibatkan orang tua.
Selain menetapkan HAN, perhatian pemerintah terhadap anak diwujudkan dengan membentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang merupakan insitusi independen. Perhatian pemerintah lainnya, mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mempunyai gagasan mengganti nama Kementerian Pemberdayaan Perempuan menjadi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Beliau mengharapkan agar masalah anak diperhatikan dan ditangani dengan lebih fokus dan intens.
Hari Anak di Jepang
Jepang merupakan negara dengan teknologi yang maju dan modern, tetapi tetap mempertahankan tradisi dan budaya. Mereka mengasihi dan menyayangi anaknya dengan bentuk perayaan khusus dengan melibatkan orang tua dan menetapkan hari anak sebagai hari libur nasional.
Hari anak di Jepang dirayakan di tanggal yang berbeda untuk anak laki-laki dan perempuan. Hari anak perempuan pada tanggal 3 Maret atau yang dikenal dengan tradisi Hinamatsuri, sedangkan untuk anak laki-laki pada tanggal 5 Mei, dirayakan sebagai hari anak nasional atau Kodomo No Hi.
Yang unik, untuk menyambut Kodomo No Hi, di depan rumah setiap Keluarga di Jepang yang mempunyai anak laki-laki, pada hari tersebut harus ada:
1) Koinobori, yaitu bendera panjang berbentuk ikan koi warna-warni. Koinobori menggambarkan harapan agar anak laki-laki menjadi anak yang tangguh dan tidak mudah putus asa.
2) Kabuto, replika kabuto yaitu helm samurai dan replika Yoroi (bazu zirah samurai). Tujuannya, mendoakan agar anak laki-laki selalu sehat dan dapat tumbuh menjadi laki-laki sejati seperti seorang samurai.
3) Kashiwamochi, makanan berisi pasta kacang merah dibungkus daun pohon kashiwa.
Selain itu, diadakan juga berbagai festival. Salah satunya adalah dengan menerbangkan layang-layang berdesain menarik. Oran tua menuliskan nama anak laki-lakinya, dilengkapi gambar prajurit atau pahlawan legendaris terkenal dalam cerita anak-anak dengan tujuan agar anaknya tumbuh sehat dan kuat.
Perbedaan Hari Anak Nasional di Jepang dan di Indonesia
Telah dijelaskan diatas, semua negara pasti menaruh perhatian khusus paga generasi muda yang akan meneruskan negaranya kelak dengan menetapkan HAN. Pemerintah Jepang meliburkan hari itu agar semua orang tua bisa terlibat langsung. Tujuannya untuk mengingatkan orang tua akan tanggung jawabnya terhadap anak.
Hal ini berbeda dengan di Indonesia yang masih terkesan seremonial saja. Bahkan, banyak orang tua yang tidak menyadari dan tidak tahu bahwa hari tersebut adalah Hari Anak Nasional. Seharusnya, kita bisa berkaca pada Jepang, sebuah negara maju dan modern yang masih memperhatikan hubungan anak dengan orang tuanya. Semoga di tahun-tahun mendatang, pemerintah lebih memperhatikan hal ini sehingga HAN diperingati dengan jauh lebih baik. (AH)
image source: https://regional.kompas.com/read/2016/07/23/13135911/hari.anak.nasional.menteri.yohana.minta.akhiri.kekerasan.terhadap.anak